Ini Penjelasan Kadisbun Riau Terkait Anggaran Perbaikan Kebun Kopi Meranti

id ini penjelasan, kadisbun riau, terkait anggaran, perbaikan kebun, kopi meranti

Ini Penjelasan Kadisbun Riau Terkait Anggaran Perbaikan Kebun Kopi Meranti

Pekanbaru (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, tidak mengusulkan perbaikan lahan perkebunan kopi milik petani yang terkena intrusi air laut dalam APBD Riau 2017.

"Kalau tidak diusulkan oleh kabupaten bersangkutan, maka kita tidak mungkin anggarkan," ucap Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Ferry Ernaputra di Pekanbaru, Selasa.

Dia menjelaskan, dalam APBD Provinsi Riau tahun 2017 bagi Kepulauan Meranti terdapat tiga jenis tanaman rakyat mendapat bantuan dari pemerintah provinsi.

Yakni peremajaan kebun kelapa rakyat di Meranti seluas 150 hektare (ha) dan Kabupaten Indragiri Hilir 354 ha dengan total 504 ha serta kebutuhan Rp2,18 miliar lebih.

Lalu pembangunan kebun sagu rakyat pada dua kabupaten tersebut menjadi 250 ha dengan anggaran Rp1,4 miliar, khusus di Meranti perluasan menjadi 2.103 ha.

Terakhir peremajaan kebun karet rakyat di wilayah kepuluan terletak pesisir dengan luas lahan tanaman diremajakan 100 ha.

"Kebetulan untuk tanaman kopi leberika di Meranti, tampaknya belum dianggarkan dalam APBD provinsi tahun depan," terangnya.

Pihaknya dalam menyusun prioritas berbagai jenis tanaman kebun terutama bagi petani setempat, bergantung atas usulan kabupaten/kota di Riau dan dibahas sejak awal tahun.

"Informasi yang kita dapat itu, APBD Meranti sudah anggarkan dananya. Kopi liberika di Meranti ini, dapat bantuan APBN untuk perluasan kebun dan pengolahan mutu kopinya," beber dia.

"Tetapi, bukan untuk masalah intrusi air laut," tegas Ferry.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kepulauan Meranti, Mamun Murod menyebut, abrasi pada wilayah tersebut tidak dapat dihindarkan.

Berdasarkan data pihaknya tahun 2014, abrasi terjadi di bagian wilayah pesisir khususnya bagian terluar seperti di Pulau Merbau, Pulau Padang dan Pulau Rangsang total sekitar 1.956 hektare.

Abrasi paling parah terjadi di Pulau Rangsang telah mencapai 1.427 hektare meliputi panjang pantai 73,51 kilometer dengan lebar 355 meter.

Belum lagi intrusi atau masuknya air laut ke wilayah daratan, sebabkan matinya tanaman kopi 135 hektare atau 11,5 persen dari luas kebun kopi di Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir 1.175 hektare.

"Tanaman kelapa dalam juga ikut rusak seluas 4.660 hektare, dan tanaman karet sekitar 6.265 hektare di Kecamatan Rangsang Pesisir," ucapnya .