Pekanbaru, (Antarariau.com) - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Sumatera Bagian Utara mengaku, segera mengganti Bahan Bakar Minyak jenis pertamax plus Research Octane Number (RON) 95 dengan pertamax RON 92 di Provinsi Riau.
"Kapan waktunya, kita belum tahu. Tahun ini atau tahun depan, kita masih belum dapat perkembangannya dari pusat, karena kami masih fokus pada pemasaran BBM yang lain," papar Marketing Branch Manager Sumbar-Riau Pertamina, Ardyan Adhitia di Pekanbaru, Kamis.
Menurutnya, sebangian besar dari jumlah total 145 unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) beroperasi di Riau memasarkan pertamax plus karena tingginya biaya angkut lewat kapal laut, jika dibandingkan dengan tranportasi darat lebih tidak ekonomis.
Selama ini, kata Ardyan, pihaknya memilih kapal laut bersandar di Kota Dumai, Provinsi Riau usai mengangkut BBM nonsubsidi pertamax plus langsung dari unit pengolahan Balongan di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
"Kalau selama ini pengusaha SPBU di Riau bisa dapat untung besar dengan jual pertamax plus dibanding pertamax RON 92, tapi kini mau tidak mau mereka harus jual pertamax. Tapi ini masi rencana karena pertamax plus segera dihapus," ucapnya.
Dia mengatakan, Pertamina nantinya akan memasarkan BBM nonsubsidi di Riau dalam 4 varian yakni premium RON 88, pertalite RON 90, pertamax RON 92 dan pertamax turbo dengan RON 98, sebagai penganti pertamax plus RON 95.
"Jadi nanti yang akan dihapus cuma ada 2 jenis BBM nonsubsidi yakni pertamax plus dan pertamax racing," kata Ardyan.
Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang sebelumnya mengatakan, pihaknya berencana menghadirkan BBM varian baru yakni pertamax turbo dan sesuai rencana, produk tersebut mulai dipasarkan pada pertengahan tahun ini.
BBM tersebut ditujukan untuk supercar atau kendaraan mewah, tapi sedang dalam pengujian di Eropa. Pertamina menargetkan waktu tiga bulan uji pasar, untuk menunjukkan apakah produk ini akan hadir di Indonesia atau tidak.
"Pertamax turbo ini punya RON 98 . Pilihan Eropa sendiri karena mobil-mobil supercar sangat banyak di sana. Saat ini, baru sekitar dua pekan berjalan dan kira-kira tiga bulan lagi. Saya akan urus izinnya untuk peluncuran di sini. Kami bisa berhasil jual 5.000 liter sebulan di Eropa, itu bagus," katanya.
Untuk pasar Eropa, kata Ahmad, pertamax turbo dijual 1 dolar AS per liter, sudah dengan pajak. Namun di Indonesia, konsumen hanya harus menebusnya Rp10.000-an per liter.
Ahmad melanjutkan, saat ini Pertamina memiliki pertamax, pertamax plus dan pertamax racing. Nanti, jika pertamax turbo hadir, maka pertamax plus akan dihilangkan.
"Dari RON 92, akan langsung lompat ke RON 98. Jadi tidak kebanyakan produk, pusing juga kami. Lagipula untuk rata-rata grade RON 94-96 punya kemiripan. Jadi langsung saja disatukan pada RON 98," ujar Ahmad.