Oleh Novri Yanti
Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pakar Biologi Universitas Lancang Kuning Riau, Martala Sari, M. Sc. menyebutkan aneka spesies terumbu karang perairan Pulau Marak, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, kini mengalami degradasi akibat tertutup sampah.
"Spesies terumbu karang atau phylum coelenterata jenis phylum mollusca dari jenis kerang-kerangan serta phylum echinodermata atau jenis ketimun laut yang mengalami degradasi itu ditandai antara lain banyaknya patahan acropora di pesisir pantai," kata Martala Sari di Pekanbaru, Sabtu.
Ia mengatakan itu bagian dari hasil pratikum 84 mahasiswa FKIP Biologi Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, Riau, di perairan Pulau Marak dan Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumbar.
Menurut dia, penurunan spesies itu terjadi antara lain lebih akibat penimbunan sampah jenis basah dan kering serta botol mineral yang berserakan yang memberikan pengaruh terhadap pengembangbiakan biota laut itu.
Sedangkan pratikum digelar mahasiswa antara lain dengan cara merestorasi terumbu karang,
didokumentasikan dengan mengambil gambar objek yang ditemukan kemudian meletakkan kembali di sana.
"Bahkan sebagai bentuk kepedulian kami dalam menjaga biota pantai itu, mahasiswa ikut serta membersihkan sampah di pesisir pantai di Pulau Marak itu," katanya.
Ia menjelaskan sejumlah kegiatan yang dilakukan mahasiswa adalah dengan melakukan penyelaman untuk
mencari jenis phylum coelenterata terumbu karang, phylum mollusca dari jenis kerang- kerangan serta phylum echinodermata jenis ketimun laut.
Ia menekan, memang ada penurunan jumlah spesies yang ada namun juga ditemukan jenis baru seperti kerang berbagai jenis acropora sp, holothuria sp, kucing-kucing.
"Oleh karena itu, untuk spesies yang sudah mengalami penurunan jumlah maka diperlukan kepedulian masyarakat dan pemerintah setempat untuk melindungi biota laut itu," katanya.
Kepedulian ini, katanya lagi, diperlukan karena kawasan mandeh dapat dijadikan rujukkan edukasi atau penelitian terhadap keanekaragaman hayatinya baik itu biota laut dan vegetasi pantai.
Sementara itu untuk penataan kawasan objek wisata bahari itu, sudah bagus akan tetapi belum terkoordinasi dengan baik sehingga semua pihak harus sepakat pentingnya konservasi lingkungan khususnya di daerah
pesisir pantai.
"Agar menjadi kepedulian bersama sebaiknya pengelolaan pulau lebih diintensifkan serta memasang papan pengumuman nama, denah, jenis biota terdapat di Pulau Marak serta kantor pengaduan bagi pengunjung agar tidak sulit mendapatkan informasi yang dibutuhkan," katanya.
Berita Lainnya
Program PEN Padat Karya transplantasi terumbu karang di Kepulauan Seribu
19 November 2021 15:59 WIB
KKP: Perusahaan harus tanggung jawab terhadap kerusakan terumbu karang di Lombok Timur
17 October 2021 18:14 WIB
PBB usul gugusan terumbu karang Great Barrier Reef Australia masuk daftar "dalam bahaya"
22 June 2021 13:21 WIB
BTN dukung program konservasi terumbu karang di Nusa Dua, Bali
12 April 2021 11:54 WIB
KKP ambil langkah hukum terhadap perusak terumbu karang
22 February 2021 12:35 WIB
Pengambilan lobster tidak ramah lingkungan dapat merusak terumbu karang
30 November 2020 15:21 WIB
KKP dorong pemda untuk buat taman terumbu karang jadi wisata bahari
05 September 2020 16:09 WIB
Indonesia menekankan pentingnya perlindungan terumbu karang global
09 May 2019 13:27 WIB