Didominasi Biksu, 2.000 Orang dalam Sebulan Kunjungi Candi Muara Takus

id didominasi biksu, 2000 orang, dalam sebulan, kunjungi candi, muara takus

Didominasi Biksu, 2.000 Orang dalam Sebulan Kunjungi Candi Muara Takus

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Riau mengklaim sekitar 2.000 orang wisatawan mancanegara (wisman) per bulan mengunjungi Candi Muara Takus di Kabupaten Kampar.

"Saat ini setiap bulan, sekitar 2.000 wisman datang berkunjung dari buku tamu Muara Takus. Mereka umumnya rata-rata biksu dari berbagai negara," papar Kepala Disparekraf Provinsi Riau, Fahmizal Usman di Pekanbaru, Senin.

Para biksu itu, lanjut Fahmi, secara rutin dan saling bergantian mengunjungi candi yang terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan Tigabelas Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau karena merupakan peninggalan sejarah masa lampau dan dianggap bernilai bagi kaum Buddhis.

Dari ibu kota Provinsi Riau yakni Kota Pekanbaru, Candi Muara Takus berjarak sekitar 128 kilometer ke arah barat atau jalan menuju ke Provinsi Sumatera Barat.

Setiap pengunjung yang ingin menuju lokasi salah satu objek wisata bersejarah di Riau itu, akan dimanjakan pemandangan hamparan danau Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang yang membentang baik di sisi kanan atau kiri jalan terutama jembatan terbuat dari baja.

Sebelum memasuki jalan kecil menuju arah candi dari sisi kanan jalan, pengunjung akan melewati Desa Tanjung Alai, Desa Gulamo, Desa Batu Bersurat dan Desa Koto Tuo. Candi itu mulai terlihat di tengah jalan dan ditempuh pada beberapa bagian jalan dalam kondisi rusak parah.

"Kalau menuju Muara Takus, jalannya sudah terbuka dan sudah sejak lama. Cuma agak rusak saja sekarang, tapi di tahun ini segera diselesaikan oleh bina marga untuk diperbaiki," kata dia.

Tidak serius

Pelaku bisnis pariwisata di provinsi tersebut menilai, pemerintah belum serius membenahi cagar budaya nasional Candi Muara Takus di Kabupaten Kampar karena infrastruktur jalan menuju salah satu destinasi objek pariwisata dan peninggalan sejarah masa lalu dalam kondisi rusak parah.

"Kalau kita berjalan ke destinasi wisata Candi Muara Takus, maka kita lihat hanya batu melulu. Sampai sekarang, baik pemerintah provinsi atau kabupaten belum serius membenahi," kata Direktur Muhibbah Mulia Wisata Tour and Travel, Ibnu Masud.

Hingga kini, lanjut Ibnu, terutama pemerintah provinsi belum fokus dan serius dalam membenahinya berbagai destinasi wisata di Riau termasuk Candi Muara Takus, padahal potensi untuk mengembangkan daerah tersebut sebagai wisata sangat besar.

"Muara Takus merupakan candi Buddha, terlihat dari adanya stupa berlambang Buddha Gautama. Candi ini berukuran 32,80 meter kali 21,80 meter, tapi kini sepi dari pengunjung," katanya.