Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau menyatakan kebakaran lahan di daerah pesisir, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Meranti, hingga kini sulit dipadamkan akibat pengaruh cuaca dan minimnya peralatan pemadam kebakaran.
"Petugas mengeluhkan angin yang bertiup kencang dan sumber air sulit didapatkan," kata Kepala Seksi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Mitra Adi Mufti, kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Topografi Meranti di pesisir utara Riau terdiri dari pulau-pulau dan kebakaran kini berada pada dua area yang berbeda, yakni di Desa Bokor di Pulau Rangsang dan Desa Mekar Sari di Pulau Padang. Menurut dia, kebakaran lahan di Mekar Sari berbatasan dengan konsesi hutan tanaman industri PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pulau Padang, sedangkan di Pulau Rangsang membakar perkebunan milik masyarakat setempat.
"Kebakaran berbatasan dengan lahan RAPP di Pulau Padang, sedangkan di Pulau Rangsang kebakaran di kebun sagu masyarakat Desa Bokor. Lokasi sangat sulit dijangkau dan peralatan kurang untuk menjangkau sumber air," katanya.
Ia mengatakan Satgas Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan Riau meminta bantuan helikopter dari APP-Sinar Mas untuk menjatuhkan air (water bombing) di lokasi kebakaran Desa Bokor. Kemudian untuk di Pulau Padang, lanjutnya, helikopter RAPP juga akan membantu pemadaman. Namun, ia mengatakan operasi "water bombing" juga sulit dilakukan karena lokasinya jauh dari pengisian bahan bakar avtur.
"Ketersediaan avtur juga menjadi kendala helikopter karena lokasinya cukup jauh," katanya.
Untuk efektivitas pemadaman, Mitra mengatakan pemadaman dilakukan bersamaan dari darat dan udara. BPBD Riau akan segera mengirimkan bantuan peralatan untuk memudahkan petugas gabungan menjangkau sumber air.
"Kami akan mendorong agar segera mengirim mesin pompa air yang bisa jaraknya selangnya mencapai 1,5 kilometer ke sana," ujar Mitra.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin mengatakan berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua pada Selasa pukul 05.00 WIB, mendeteksi titik panas terpantau Riau ada 31 titik.
Menurut Sugarin, terdapat tiga kabupaten dengan jumlah titik panas terbanyak di Riau, yakni Kepulauan Meranti dengan 11 titik, Bengkalis sembilan titik dan Pelalawan tujuh titik. Sementara itu, empat titik panas lainnya terdeteksi di Indragiri Hilir dengan dua titik dan Siak serta Rokan Hilir masing-masing satu titik panas.
Dari 31 titik panas yang terpantau, 10 diantaranya dipastikan sebagai titik api atau mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen. Sugarin merincikan, ke 10 titik api tersebut terpantau di Meranti ada lima titik, Bengkalis dua titik, Pelalawan dua titik, dan Indragiri Hilir satu titik.
Keberadaan titik panas di Riau terus melonjak tajam dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Pada Senin lalu (14/3), BMKG Pekanbaru mendeteksi sebanyak 24 titik panas yang tersebar di lima kabupaten di Provinsi Riau.
Berita Lainnya
Lima rumah di Rohil ludes dilahap api akibat korsleting listrik
04 November 2024 13:15 WIB
Pemerintah pastikan pengendalian kebakaran hutan dan lahan terutama wilayah prioritas
24 October 2024 17:01 WIB
Lima rumah warga di Dumai ludes terbakar
20 October 2024 19:20 WIB
Pemkab Siak gelar apel kesiapsiagaan antisipasi bencana alam banjir dan karhutla
17 October 2024 17:24 WIB
Lima orang tewas dalam kebakaran kapal rombongan Cagub Malut
13 October 2024 6:39 WIB
Kapolres Dumai gelar 'BERES' dan bagi sembako kepada korban kebakaran
12 October 2024 12:35 WIB
Kapal Roro di Batam terbakar
03 October 2024 6:24 WIB
Waspada kebakaran, masyarakat diimbau jangan bakar sampah saat angin kencang
28 September 2024 15:51 WIB