Jangan Sampai Ada Bus Jamaah Mogok Lagi

id jangan sampai, ada bus, jamaah mogok lagi

Jangan Sampai Ada Bus Jamaah Mogok Lagi

Sambungan dari hal 1 ...

Mogok

Diakui Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Djamil, pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin meningkatkan pelayanan kepada jamaah haji tahun ini.

"Namun kesempurnaan itu milik Allah. Kami sudah berupaya melakukan peningkatan layanan di pemondokan dan katering, tapi ada kejadian di transportasi antarkota," ujarnya.

Berdasarkan data terakhir 6 September 2015 -- yang dipaparkan Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsyad Hidayat di hadapan 13 anggota DPR-RI yang meninjau persiapan haji di Tanah Suci -- ada 14 kasus bus mogok di tengah jalan, empat kasus AC mati, dan dua kasus kecelakaan yaitu mesin terbakar dan rem ada percikan api, sejak jamaah diberangkatkan dari Madinah pada 30 Agustus 2015.

Ketidaknyamanan tersebut sebagian besar dialami oleh bus milik perusahaan Abu Sarhad dan Hafil yang memang mendominasi layanan bus antarkota untuk jamaah Indonesia tahun ini.

Tahun ini pelayanan bus antarkota dari Madinah-Mekkah atau sebaliknya dilayani 887 armada dari lima perusahaan transportasi di bawah Naqabah Ammah Li Sayarah semacam asosiasi angkutan darat di Arab Saudi. Bus Abu Sarhad mendominasi sebanyak 66,6 persen, kemudian Hafil 24,24 persen, sisanya Andalus, Ummul Quro dan Al Jazirah.

Tidak hanya itu soal mogok dan AC mati, bentuk ketidaknyamanan lain yang juga diderita jamaah dan menjadi tambahan pekerjaan bagi petugas PPIH adalah koper dan bawaan jamaah yang tidak terangkut, karena keterbatasan bagasi di atas bus.

"Kami harus menyewa truk tambahan mengangkut barang," kata Kepala Bidang Transportasi PPIH 1436H/2015M Subhan Cholid.

Sedangkan bus antarkota dari Jeddah ke Mekkah yang membawa jamaah gelombang kedua dari Tanah Air, relatif lebih bagus. Lima perusahaan yang terlibat di situ adalah Hafil (165 bus), Makkah (29 bus), Ummul Quro (20 bus), Saptco (18 bus), dan Rawahl (10 bus).

Upaya Pemerintah

Pemerintah cq Kemendag pasti tidak tinggal diam. Meski kontrak pengadaan bus sudah dilakukan, tanpa "upgrade," Kemenag berupaya mengetuk hati pimpinan asosiasi perusahaan bus untuk memperhatikan kualitas layanan.

Dengan ditemani Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis yang fasih berbahasa Arab, serta Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Muhajirin Yanis, Ketua PPIH Ahmad Dumyathi Basori, dan Kadaker Mekkah Arsyad Hidayat, Dirjen PHU Abdul Djamil mendatangi Ketua Naqabah Ammah Li Sayarah Letjen (Purn) Ahmad Abdullah Sumbawa untuk meminta bantuan mengatasi sedikit masalah dalam pengangkutan jamaah antarkota tersebut.

"Kami datang selain mengucapkan terima kasih telah melayani jamaah Indonesia, juga meminta agar ada perbaikan layanan bus antarkota yang dikeluhkan jamaah," kata Abdul Djamil usai pertemuan di ruang kerja pimpinan Naqabah itu.

Pada kesempatan itu, ia mengungkapkan harapannya agar peristiwa bus mogok tidak terjadi lagi pada jamaah yang kelak berangkat dari Mekkah usai berhaji ke Madinah.

Alhamdulillah, nampaknya kedatangan tim Kemenag itu tidak sia-sia. Setidaknya, seperti yang diungkapkan Abdul Djamil, Ketua Naqabah akan melihat langsung kondisi di lapangan.

"Besok dia akan datang ke Madinah untuk lihat proses keberangkatan," katanya.

Terlepas dari itu, pemerintah dan DPR nampaknya harus duduk bersama lebih intens untuk persiapan layanan haji tahun depan, terutama terkait layanan bus antarkota agar lebih nyaman.

Seperti yang diungkapkan Wakil Ketua Komisi VIII Dikdik Sodik Mudjahid yang bertandang ke kantor Daker Mekkah, Minggu, tidak mustahil DPR menyetujui biaya "upgrade" bus, selama perhitungannya dilakukan secara transparan.

Pemerintah dan DPR-RI harus bersatu padu agar tidak ada lagi jamaah yang mengalami bus mogok dan AC mati di tengah gurun pasir yang tandus dengan suhu udara di atas 40 derajat celcius.