Pekanbaru, (Antarariau.com) - PT Chevron Pasific Indonesia menunggu "leading sector" (atau perencanaan) baik itu pemerintah kota ataupun provinsi dalam pembangunan SMA 3 Pekanbaru di Kecamatan Rumbai yang kondisinya saat ini masih belum jelas sejak terbakar hampir satu tahun yang lalu.
Manager PGPA Specific Area PT CPI, Deswandi Muzwar mengatakan bahwa perusahaan memang memiliki keterikatan historis dengan SMA 3. Chevron membangun sekolah itu pada 1975 dan kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Riau.
"Terkait SMA 3 kita tidak tinggal diam karena secara historis berpartisipasi. Ini tentu harus disesuaikan dengan rencana pemerintah. "Leading sector"nya harus jelas dulu apakah Pemko Pekanbaru atau Pemprov Riau," katanya di Pekanbaru, Selasa.
Dia juga mengklarifikasi status lahan SMA 3 tersebut yang disebut-sebut tidak jelas. Menurutnya status lahan SMA 3 sudah diserahkan ke Pemprov Riau sebagaimana diterangkan dalam Surat Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Pertanahan Nasional no. 785/HGP/BPN/94 tertanggal 21 Sepetember 1994.
"Penyerahan itu bersamaan dengan lahan untuk kepentingan Universitas Lancang Kuning, STM Negeri, dan fasilitas umum lainnya dengan total seluas 162,2 ha," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komite Sekolah SMA 3, Arbi mengatakan bahwa saat ini pembangunan kembali sekolah masih belum jelas. Pemko Pekanbaru, kata dia, pada tahun lalu setelah kebakaran tidak bisa memberikan anggaran karena sudah ketok palu.
Kemudian untuk tahun 2016, lanjut dia, aturan kewenangan sekolah menengah sudah menjadi tanggungjawab provinsi. Serah terima akan dilakukan pada Oktober 2016 dari kabupaten/kota ke provinsi.
"Ini yang membuat sulit, makanya kami undang orang tua untuk berpartisipasi. Tapi sekali minta sumbangan, dianggap komite memaksa padahal itu sukarela," ungkapnya.
Kepala Sekolah SMA 3 Pekanbaru, Erniwati mengatakan saat ini siswa-siswi terpencar di dua tempat. Kelas XII sembilan kelas di SMA 3 dan kelas X dan XI di SMP 6 yang juga dulunya dibangun Chevron.
