Sebanyak 191 warga Pekanbaru menderita HIV hingga Juni 2025

id hiv,aids

Sebanyak 191 warga Pekanbaru menderita HIV hingga Juni 2025

Ilustrasi cegah HIV/AIDS (ANTARA/Antaranews)

Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru melaporkan sebanyak 191 warga setempat menderita infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) hingga Juni 2025.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru, dr Fira Septiyanti, menyebutkan dari temuan tersebut belum ada laporan kasus baru untuk Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Pekanbaru.

"Akan tetapi HIV masih menjadi masalah kesehatan yang serius," kata dr Fira Septiyanti di Pekanbaru, Sabtu.

Menurut dia, penderita HIV tebanyak adalah laki-laki yang berada dalam rentang usia produktif, yakni 25 hingga 49 tahun. Berdasarkan pekerjaan, kasus terbanyak ditemukan pada karyawan swasta dan pelaku usaha mandiri (wiraswasta).

"Penderita paling banyak berasal dari kalangan laki-laki usia produktif, dan secara pekerjaan, didominasi karyawan swasta dan wiraswasta," katanya.

Dari total 191 kasus, 82 di antaranya merupakan kelompok dengan orientasi seksual sesama jenis (homoseksual), yang selama ini menjadi salah satu kelompok risiko tinggi penularan HIV.

Dinas kesehatan juga mengidentifikasi adanya kasus HIV pada anak-anak, termasuk balita di bawah usia 4 tahun. Menurut dr Fira, penularan pada anak umumnya terjadi dari ibu yang telah lebih dulu terinfeksi.

"Penularan biasanya terjadi sejak dalam kandungan, ketika sang ibu mengidap HIV. Misalnya ibu sering berganti pasangan dan tidak menyadari bahwa dirinya membawa virus, lalu menularkannya ke janin," jelasnya.

Dalam upaya pencegahan dan pengendalian, Dinkes terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai HIV/AIDS. Pemeriksaan atau tes HIV juga terus didorong, terutama bagi kelompok yang memiliki risiko tinggi.

"Kesadaran untuk melakukan tes HIV sejak dini sangat penting. Jika diketahui lebih awal, pengobatan bisa segera dilakukan untuk menekan perkembangan virus," tegas dr Fira.

Dinas Kesehatan berharap masyarakat lebih terbuka terhadap isu ini dan tidak ragu untuk memeriksakan diri, agar penularan bisa ditekan dan kualitas hidup penderita dapat terjaga.

"Pentingnya menjaga prilaku seksual yang sehat dengan menghindari seks bebas dan skirining HIV pada Ibu Hamil untuk mengetahui penularan dari Ibu kepada Bayi sedini mungkin," harapnya.

Untuk informasi HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4 (jenis sel darah putih yang penting untuk melawan infeksi).

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah tahap akhir dari infeksi penyakit HIV, di mana sistem kekebalan tubuh telah rusak parah sehingga tidak lagi mampu melawan infeksi atau penyakit tertentu.

AIDS ditandai dengan turunnya jumlah sel CD4 hingga di bawah 200 sel/mm³ atau munculnya infeksi oportunistik serius, seperti tuberkulosis, kandidiasis, atau sarkoma Kaposi.

Namun, tidak semua orang dengan HIV akan berkembang menjadi AIDS, terutama jika infeksi HIV ditangani dengan pengobatan yang tepat.