Pekanbaru (ANTARA) - Kasus yang menimpa aktor Kim Soo Hyun bukan hanya menyangkut persoalan hukum atau kontrak komersial, tetapi turut menyoroti makin besarnya dampak penyebaran informasi tak terverifikasi terhadap karier dan reputasi publik figur di industri hiburan Korea Selatan.
Penyitaan sementara salah satu properti mewah Kim Soo Hyun menjadi puncak dari serangkaian dampak yang timbul akibat tuduhan kontroversial yang awalnya muncul dari kanal YouTube Garo Sero Institute (Gaseyeon). Kanal tersebut mengangkat dugaan hubungan masa lalu Kim dengan mendiang aktris Kim Sae Ron berdasarkan klaim dari pihak keluarga, tanpa bukti hukum yang sah.
Tanpa verifikasi, rumor itu berkembang cepat di media sosial dan media daring, yang kemudian memicu pemutusan kontrak oleh perusahaan pengiklan serta penundaan proyek drama Knock Off produksi Disney+. Sejumlah pihak menilai langkah perusahaan yang cepat mengambil keputusan berbasis rumor justru menjadi bukti betapa rentannya selebritas terhadap tekanan opini publik di era digital.
Baca juga: BLACKPINK Siapkan Comeback Global: Syuting Video Musik Baru Bareng Sutradara Internasional
Pakar media dari Korea University, Prof. Han Ji-woo, menyebut fenomena ini sebagai “trial by internet” atau “penghakiman oleh publik dunia maya”.
“Dalam dunia hiburan, reputasi adalah aset utama. Ketika ada rumor yang viral, walau belum terbukti, industri bisa bertindak cepat atas dasar kehati-hatian. Sayangnya, ini kerap merugikan artis yang mungkin menjadi korban informasi yang menyesatkan,” jelas Han.
Pihak kuasa hukum Kim Soo Hyun dari LKB & Partners telah membantah klaim tersebut, menyatakan bahwa aktor itu justru menjadi korban pencemaran nama baik dan telah mengalami kerugian sekunder.
Kejadian ini kembali menyoroti perlunya regulasi dan etika dalam pemberitaan serta konten media daring di Korea Selatan, khususnya terkait privasi dan tuduhan yang menyeret figur publik. Asosiasi Manajemen Hiburan Korea pun menyerukan agar semua pihak lebih bertanggung jawab dalam memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya ke ruang publik.
Jika dibiarkan, fenomena seperti ini dikhawatirkan dapat memperburuk iklim kerja di industri hiburan Korea Selatan, yang sudah dikenal dengan tekanan tinggi terhadap para pelakunya.
Baca juga: Penyanyi Sabrina Carpenter ceritakan pembuatan lagu musim panas "Manchild"