Melestarikan Terumbu Karang Menjaga Bumi

id melestarikan terumbu, karang menjaga bumi

Melestarikan Terumbu Karang Menjaga Bumi

Sambungan dari hal 1 ...

Terumbu Karang

Anggota RBDC lainnya Andre mengatakan sulit membayangkan laut tanpa terumbu karang, sebab kehidupan biota laut sangat bergantung pada kelestariannya.

Mahasiswa jurusan Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu ini mengatakan terumbu karang merupakan organisme yang amat penting bagi keberlanjutan sumber daya yang ada di kawasan pesisir dan lautan.

"Terumbu karang menjadi tempat pemijahan dan mencari makan bagi ikan di laut, jadi bisa dibayangkan kalau terumbu karang rusak," kata dia.

Menjaga terumbu karang menurut Andre berarti memastikan keberlanjutan sumber daya laut, terutama produksi ikan.

Menurut dia, aktivitas manusia yang merusak terumbu karang meliputi penggunaan bom ikan, pukat harimau, racun sianida, dan pencemaran laut.

Pemetaan yang dilakukan RBDC dalam beberapa tahun terakhir bahwa terumbu karang yang masih dalam kondisi baik di perairan Bengkulu terdapat di Pulau Enggano, pulau terluar berjarak 106 mil laut dari Kota Bengkulu.

"Di Pulau Tikus juga masih ada beberapa titik yang dapat dinikmati untuk melihat keunikan ekosistem terumbu karang," ujarnya.

Ada tiga titik penyelaman yang sudah dipetakan yakni daerah lobang yang dapat ditempuh dengan kapal selama 15 menit dari daratan pulau. Kemudian karang bayang, dan area belakang pulau yang ditempuh 25 menit dari daratan Pulau Tikus.

Andre menambahkan bahwa secara tidak langsung terumbu karang juga berfungsi menahan gelombang dan ombak laut.

Untuk perairan Bengkulu tambah dia, keberadaan terumbu karang lebih strategis sebab daerah ini berada di pertemuan lempeng bumi aktif Indoaustralia dan Eurasia yang menimbulkan gempa bumi dan pada skala tertentu dapat mengakibatkan tsunami.

Abrasi Pantai

Selain kerusakan terumbu karang abrasi atau pengikisan daratan akibat gelombang dan ombak laut mengakibatkan Pulau Tikus terus menyempit.

Petugas Menara Suar Tikus DSI 2490 Adelbert Gultom mengatakan ancaman abrasi di wilayah timur pulau sangat parah, sehingga rumah petugas suar dan menara terpaksa dipindahkan ke wilayah barat.

"Abrasi sangat parah, bahkan dalam dua tahun ini daratan di sebelah timur pulau hilang 1,5 meter," imbuh dia.

Pada 2012 tambahnya Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok, melakukan pengukuran Pulau Tikus, yang mencatat luasan pulau tersisa hanya 0,8 hektare.

Lalu saat penetapan sertifikat daratan Pulau Tikus yang dilakukan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bengkulu, luas daratan tersisa 0,65 hektare.

Vegetasi tanaman seperti kelapa, ketaping dan cemara laut juga tumbang dan mati akibat tingginya terjangan gelombang.

Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Bengkulu Letkol Laut (P) Amrin Rosihan Hendrotomo yang turut dalam aksi itu mengatakan penyusutan daratan akibat abrasi di Pulau Tikus cukup mengkhawatirkan dan perlu penanganan segera.

"Kalau tidak ada langkah segera maka pulau ini bisa hilang," tukasnya.

Danlanal mengatakan luas daratan pulau yang ditopang terumbu karang seluas 200 hektare itu awalnya mencapai 2 hektare, namun saat ini hanya tersisa 0,65 hektare.

Keganasan ombak Samudera Hindia masih dapat ditemui di pulau tersebut berupa pohon kelapa dan ketapang yang tumbang.

Danlanal mengatakan Pulau Tikus memiliki peran sangat strategis. Meski bukan merupakan pulau terluar, namun pulau itu memiliki fungsi besar bagi perairan Bengkulu, termasuk masyarakat nelayan.

Saat musim badai atau kehabisan bahan bakar minyak, Pulau Tikus menjadi tempat berlindung pada nelayan.

"Pemerintah pusat dan daerah harus duduk bersama untuk menyelamatkan pulau ini," ucapnya.