Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kelembagaan petani di Provinsi Riau harus diperkuat untuk mendukung peningkatan kesejahteraan mereka terutama menghindari penjualan hasil kebun kepada tengkulak.
"Penjualan hasil kebun kepada tengkulak lebih rendah sehingga merugikan petani," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, di Pekanbaru, Selasa.
Ia mengatakan hal itu terkait pembinaan petani yang menjadi agenda utama Disbun Riau, karena kelembagaan petani akan meningkatkan kesejahteraan mereka ke depan. Apalagi dengan kelembagaan yang kuat maka akan memudahkan bagi pemerintah untuk pembinaan dan juga menjadi daya tawar yang kuat bagi petani kepada perusahaan pengolah hasil perkebunan (pabrik).
Menurut dia, daya tawar hasil kebun petani akan semakin kuat karena dengan adanya poktan (kelompok tani, red), hasil kebun bisa langsung dijual ke pabrik. Perbedaan harga antara petani yang menjual ke pabrik jauh lebih tinggi dibandingkan dijual ke pengecer atau tengkulak.
Keuntungan kelembagaan petani, khusus untuk poktan seperti Koperasi Tandan Bertuah Kabupaten Siak yang sedang mengurus sertifikasi ISPO maka harga TBS mereka jauh lebih tinggi dari poktan non sertifikasi ISPO.
"Oleh karena itu kegiatan Dinamika Kelompok, di Koperasi Tandan Batuah Desa Pangkalan Pisang Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak, sebagai sarana bagi Disbun Riau melalui UPT. Kegiatan itu untuk melatih dan membina kelembagaan petani pelaku usaha perkebunan," katanya.
Selain itu, kegiatan Dinamika Kelompok ini dilakukan sebagai salah satu bentuk meyukseskan kegiatan sertifikasi Indonesian Suistainble Palm Oil (ISPO) bagi petani swadaya yang digencarkan oleh Pemerintah pusat.
Dalam kegiatan Dinamika Kelompok ini para petani dan pengurus koperasi akan dilatih bagaimana caranya mengelola koperasi dengan baik.
"Pembentukan dan juga penguatan kelembagaan merupakan poin penting dalam pengembangan usaha perkebunan. Banyak keuntungan yang akan diberikan oleh kelembagaan kepada petani," katanya.
Ia memandang bahwa selama ini petani tidak mendapatkan hasil yang maksimal karena tidak berkelompok. Dengan demikian kelembagaan petani akan lebih menguntungkan dalam pembinaan petani oleh pemerintah dan perusahaan.
"Dengan harga kelapa sawit yang ditetapkan oleh Disbun Riau sekarang yaitu sekitar Rp1.600/kg dan jika dijual di luar maka harganya bisa turun hingga Rp1.300/kg. Apalagi jika petani terus tidak ada sertifikat ISPO tentu harganya akan mudah ditekan oleh pabrik," katanya.
Kegiatan Dinamika Kelompok ini juga berkat bantuan PT. Kimia Tirta Utama sebagai perusahaan Pembina Koperasi Tandan Bertuah.
Ketua Koperasi Tandan Bertuah, Sukanto, mengungkapkan terima kasih atas pembinaan yang dilakukan oleh Disbun Riau melalui UPT Pelatihan.
"Kami sangat berterima kasih terhadap Disbun Riau karena memerhatikan kami. Apalagi saat ini kami memang membutuhkan perhatian karena kami sedang proses sertifikasi ISPO. Sertifikasi ISPO yang kami lakukan ini juga jadi penentu untuk sertifikasi ISPO kepada petani swadaya yang lainnya. Untuk itu kami sangat serius menjalaninya," kata Sukanto.
Kepala Kebun KKPA PT KTU, Isnan Suroso, menyatakan PT KTU berkomitmen membina masyarakat yang berada di sekitar kebun khususnya poktan-poktan di wilayah kerja perusahaan.
Berita Lainnya
Kapolda Riau akan copot pejabat polisi apabila ada kecelakaan menonjol saat Nataru
19 December 2024 14:22 WIB
Mendes PDT Yandri Susanto tegaskan akan copot pejabat Kemendes terlibat jual beli jabatan
09 December 2024 12:46 WIB
Mensesneg Prasetyo Hadi lantik 25 pejabat baru di Kementerian Sekretariat Negara
29 November 2024 12:54 WIB
Pejabat Gubernur Riau imbau masyarakat jaga suasana kondusif saat masa tenang
22 November 2024 21:05 WIB
Bawaslu telusuri mutasi pejabat di Pemkot Bengkulu
10 November 2024 9:38 WIB
Komisi VII apresiasi Presiden Prabowo larang pejabat pakai mobil mewah impor
29 October 2024 13:04 WIB
Pejabat PBB sebut keamanan pasukan UNIFIL 'semakin terancam' di Lebanon
11 October 2024 10:21 WIB
Mutasi oleh kepala daerah petahana bisa diuji di PTUN
05 October 2024 9:25 WIB