NU: Charlie Hebdo Tak Belajar Dari kejadian

id nu, charlie hebdo, tak belajar, dari kejadian

 NU: Charlie Hebdo Tak Belajar Dari kejadian

"Keliru kalau semua orang kemudian disamakan dengan Charlie Hebdo. Barat harus belajar menghargai pemikiran Timur bahwa kebebasan harus disertai tanggung jawab dan empati terhadap apa yang diyakini orang lain"

Jakarta, (Antarariau.com) - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf menilai majalah Charlie Hebdo tidak belajar dari kejadian penyerangan terhadap kantor redaksinya dengan kembali menerbitkan edisi terbaru dengan sampul bergambar kartun yang disebut sebagai Nabi Muhammad.

"Hal itu menandakan redaksi Charlie Hebdo tidak cerdas, tidak mau belajar dari kejadian yang juga menjadikan kawan-kawannya sebagai korban," kata Slamet Effendy Yusuf yang dihubungi di Jakarta, Rabu.

Slamet mengatakan penyerangan yang dilakukan terhadap kantor redaksi majalah satire dari Prancis itu memang tidak bisa dibenarkan dan pantas disebut sebagai bagian dari terorisme yang biadab.

Namun, kampanye "Je Suis Charlie" yang berarti "Aku adalah Charlie" sebagai bentuk simpati kepada majalah tersebut juga tidak bisa sepenuhnya diterima, apalagi sebagai konsep kebebasan berekspresi.

"Keliru kalau semua orang kemudian disamakan dengan Charlie Hebdo. Barat harus belajar menghargai pemikiran Timur bahwa kebebasan harus disertai tanggung jawab dan empati terhadap apa yang diyakini orang lain," tuturnya.

Slamet menyebut para penyerang Charlie Hebdo yang menyebabkan kematian 12 orang sebagai "orang pandir". Namun, penerbitan kembali Charlie Hebdo dengan gambar sampul kartun Nabi Muhammad menunjukkan redaksi majalah itu "sama pandirnya" dengan para penyerangnya.