Jafry Noer Cari Jagonya Cabai

id jafry noer, cari jagonya cabai

Jafry Noer Cari Jagonya Cabai

Pekanbaru (Antarariau.com) - Tak satu pun Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang mau mengangkat tangan saat Bupati Kampar Jefry Noer menantang mereka soal budidaya tanaman cabai merah. “Katanya ada yang jago cabe. Mana orangnya?” Ketika itu Jefry mencari-cari di antara jejalan 178 orang PPL Kabupaten Kampar yang berkumpul di komplek Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S)Kubang Jaya.

Jefry ketika itu memotivasi para PPL tentang bagaimana menjadi penyuluh yang baik di lapangan. “Jangan saudara hanya sekadar mencekoki masyarakat itu dengan ilmu. Tapi ajak mereka untuk paham tentang apa yang feasible mereka kerjakan,” pinta Jefry.

Sebenarnya kata Jefry, jumlah PPL yang ada sudah memadai untuk memberikan penyuluhan kepada warga yang ada di 21 kecamatan di Kabupaten Kampar. Tinggal lagi bagaimana mengoptimalkan tenaga yang ada untuk benar-benar menjadi penyuluh yang baik di lapangan.

“Penyuluh musti bisa menjadi penyuluh yang enterpreneurship. Bukan sekadar keliling lapangan memberikan pemahaman kepada petani. Sebab penyuluh juga manusia yang butuh sejahtera. Ikutlah menjadi petani. Tapi bukan jadi tukang cangkolnya. Jadilah menejer. Pekerjakan petani yang ada,” ujar Jefry.

Kalau penyuluh punya penghasilan tambahan kata Jefry, maka penyuluh akan sejahtera. Kalau sudah sejahtera, maka penyuluh akan bisa lebih konsentrasi bekerja. “Terlepas dari semua itu, saya minta saudara semua bekerja dengan hati. Biar seberat apapun pekerjaan itu akan terasa ringan,” Jefry menyarankan.

Soal paparan yang disampaikan oleh Ratno, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kampar Aliman Makmur minta supaya para penyuluh benar-benar menyimak.

“Ini pengalaman langka yang saudara jalani. Serap ilmu yang dipaparkan itu biar bisa kita aplikasikan di lapangan. Sebab saat ini, kita punya tugas berat. Mensukseskan zero kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh,” kata Aliman.

Sebelumnya Ratno membeberkan soal sistim pertanian, perikanan dan peternakan modern di Kubang Jaya. Dia pun menyuguhkan tayangan tentang teknologi pertanian. Misalnya soal budidaya tanaman jagung dan padi yang dari pengolahan lahan, menanam hingga panen berbentuk bungkil dan biji, semuanya sudah serba pakai mesin.

“Saya datang ke sini bukan mau menggurui Bapak dan Ibu. Tapi justru kita sharing. Bahwa sudah saatnya kita membangun mekanisasi pertanian,”kata Ratno.

Setelah itu, Ratno juga cerita tentang pengalaman para petani dan peternak sukses dalam negeri. Termasuk pola pelatihan petani yang kemudian paham hingga masalah kemasan produk. ***