Pekanbaru, (Antarariau.com) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) telah mengeluarkan rekomendasi perizinan pengeboran lebih dari seribu sumur minyak baru yang berada di Provinsi Riau tahun 2015.
"Pada tahun 2015 mendatang, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di provinsi ini akan melakukan pengeboran sumur minyak baru yang berjumlah ribuan," ujar Kepala SKK Migas Sumbagut Hanif Rusjdi di Pekanbaru, Jumat.
Menurutnya, jumlah pengeboran sumur untuk menemukan minyak baru yang dilakukan oleh KKKS tersebut belum tentu bisa dilaksanakan dalam periode selama satu tahun dikarenakan banyak sekali hambatan dan tantangan ketika dilapangan.
Beberapa hambatan dan tantanagan tersebut seperti faktor menurunnya produksi minyak dilapangan, kemudian kesulitan untuk mendapatkan regulasi oleh perusahaan KKKS dan sulitnya mencari sumber minyak baru dilapangan.
Selain hal tersebut, dari ribuan sumur baru yang dilakukan pengeboran, juga tidak selalu berhasil terutama dalam menghasilkan minyak.
"Itu kondisi lapangan yang dialami perusahaan KKKS baik lokal maupun asing terutama untuk wilayah barat Indonesia," katanya.
Dia mengatakan, sebagai ilustrasi pada tahun 2015 tercatat PT Chevron Pasific Indonesia sudah mengajukan rencana pengeboran sumur minyak baru lebih dari 1.000 sumur.
Jumlah tersebut belum termasuk sumur-sumur yang bakal di bor oleh KKKS lain seperti PT Pertamina EP Asset 1 Lirik Field, Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hul, Energi Mega Persada, Medco E&P Lirik, Petroselat Limited, Sarana Pembangunan Riau Langgak, Sumatera Persada Energi dan lain-lain.
"Salah satu kendala yang terjadi di lapangan dan terberat adalah masalah perizinan. Karena perijinan menyangkut kebijakan dari pemerintah daerah setempat yang biasanya memiliki kebijakan dan prosedur yang berbeda-beda," ucap Hanif.
Didi Setiarto, Kepala Divisi Pertimbangan Hukum dan Formalitas SKK Migas mengatakan kondisi geologis Indonesia dalam melakukan pengeboran dilapangan untuk menemukan ladang minyak baru dinilai oleh para pelaku KKKS saat ini lebih menantang.
"Selain itu biaya ekplorasi makin mahal dengan resiko yang semakin tinggi, maka dibutuhkan iklim atau usaha kondusif. Jadi dibutuhkan adanya kesadaran dari segenap pemerintah terutama pusat untuk menentukan sikap apakah kita membutuhkan ekplorasi atau tidak," katanya.
Berita Lainnya
Awak media saksikan aktivitas hulu migas di terminal lifting Dumai
14 December 2024 11:03 WIB
UNRI dan SKK Migas sinergi bangun SDM unggul melalui Beasiswa Pendidikan
12 December 2024 16:20 WIB
Dua sumur di Provinsi Riau alirkan migas 3.938 barel per hari
02 December 2024 22:56 WIB
PHR - SKK Migas motivasi penerima beasiswa agar siap hadapi tantangan global
11 November 2024 16:51 WIB
Audiensi dengan PT ITA di Batam, Pemkab Meranti harap ada dampak positif dari sektor migas
12 August 2024 22:34 WIB
Pertamina Hulu Rokan tingkatkan produksi melalui akuisisi eksplorasi 358 Km2
02 July 2024 16:14 WIB
Penumpang Bandara SSK II Pekanbaru 25.924 orang
14 March 2024 7:32 WIB
Kejari Tanjungpinang tuntaskan penagihan bermasalah Rp836 jutaan, atas 8 SKK yang dipercayakan BRK
27 February 2024 10:15 WIB