New York, (Antarariau.com) - Harga minyak dunia jatuh pada Rabu (Kamis pagi WIB), menempatkan kontrak berjangka AS mendekati posisi 100 dolar AS per barel, meskipun persediaan minyak mentah AS turun lebih besar dari perkiraan dan ketegangan geopolitik semakin tinggi.
Kontrak utama AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September ditutup pada 100,27 dolar AS per barel, turun 70 sen dari tingkat penutupan Selasa di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, turun 1,21 dolar AS menjadi menetap di 106,51 dolar AS per barel.
Para pedagang tampak mengabaikan berita utama tentang data produk domestik bruto (PDB) resmi yang lebih baik dari perkiraan untuk Amerika Serikat, konsumen minyak mentah terbesar dunia.
Ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan yang kuat 4,0 persen di kuartal kedua, berbalik naik (rebound) dari penurunan 2,1 persen pada kuartal pertama terkait dengan cuaca musim dingin yang buruk, Departemen Perdagangan melaporkan.
Dolar didorong oleh berita PDB, naik ke tingkat tertinggi sejak 12 November terhadap euro, pada satu euro untuk 1,3367 dolar.
Sebuah penguatan greenback cenderung membebani minyak yang dihargakan dalam dolar.
Tetapi Federal Reserve, setelah pertemuan dua harinya, tidak merubah suku bunga utama, yang dipertahankan mendekati nol sejak akhir 2008, dan mempertahankan rencananya untuk menaikkan suku bunga utamanya hanya dalam paruh kedua 2015.
"Data PDB AS lebih kuat dari yang diharapkan, tetapi menimbulkan gagasan bahwa the Fed kemungkinan menaikkan suku bunganya agak lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, mendukung dolar AS yang lebih kuat yang dapat membatasi minat beli WTI," kata Tim Evans dari Citi Futures.
Departemen Energi mengatakan bahwa stok minyak mentah AS turun 3,7 juta barel menjadi 367,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 25 Juli, hampir dua kali lipat penurunan yang diperkirakan.
Di pusat minyak utama di Cushing, Oklahoma, yang berfungsi sebagai referensi untuk WTI, persediaan turun menjadi 17,9 juta barel, tingkat terendah sejak November 2008.
Penarikan minyak mentah dan Cushing seharusnya "jenis dari bullish," kata Gene McGillian dari Tradition Energy, tetapi "pasar mengabaikan itu."
Sementara itu, pedagang juga tampak mengabaikan meningkatnya ketegangan di Ukraina dan Timur Tengah, kata Tim Evans dari Citi Futures.
"Persediaan Brent tetap berisiko dari kekerasan di Libya dan Irak, serta sanksi terhadap Rusia, tetapi pasar tetap tenang dalam menghadapi itu, menunjukkan persediaan saat ini cukup," katanya.
Berita Lainnya
Harga emas batangan Antam merosot Rp10.000 jadi Rp1,308 juta per gram
08 May 2024 10:11 WIB
Samsung Galaxy A55 5G boyong banyak keunggulan dengan harga yang terjangkau
07 May 2024 13:46 WIB
Harga emas batangan Antam turun lagi jadi Rp1,310 juta per gram
06 May 2024 10:00 WIB
Bapanas: Inflasi April terjaga berkat hasil sinergi menstabilkan harga pangan
04 May 2024 12:57 WIB
Harga emas batangan Antam turun jadi Rp1,313 juta per gram
04 May 2024 11:18 WIB
Xiaomi Indonesia tawarkan tablet Pad 6S Pro dengan harga Rp7,9 jutaan
03 May 2024 13:48 WIB
Ponsel pintar vivo V30e meluncur dengan harga mulai dari Rp4,6 jutaan di Indonesia
03 May 2024 11:05 WIB
Mendag Zulkifli Hasan minta importir percepat suplai untuk tekan harga gula
02 May 2024 16:40 WIB