DPRD Riau Kawal Perambahan Cagar Biosfer

id dprd riau kawal perambahan cagar biosfer

 DPRD Riau Kawal Perambahan Cagar Biosfer

Pekanbaru, (Antarariau.com) - DPRD Provinsi Riau menyatakan diri siap mengawal aksi perambahan liar yang terjadi di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu yang sampai saat ini belum diusut, sehingga dikhawatirkan kawasan konservasi dunia itu semakin rusak.

"Jelas, kita harus menjaga ekosistem tentang keberadaan hutan di Riau itu," ujar anggota DPRD Riau Bagus Santoso saat menjawab pertanyaan wartawan terkait masalah perambahan di cagar biosfer belum diusut di Pekanbaru, Senin.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya meminta kepada para aparat penegak hukum untuk bisa menegakkan hukum bagi para perambah liar yang menyebabkan terjadi kebakaran lahan dan hutan terutama di cagar biosfer.

Perambahan yang diduga dengan motif menguasai lahan cagar biosfer dilakukan oleh dua mantan Kapolres Bengkalis, kemudian oknum TNI, para anggota legislatif yang masih aktif dan sebagian kecil masyarakat biasa.

Tercatat awal 2014 berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) luas hutan dan lahan yang terbakar lebih dari 19.538 hektare. Lebih dari 3.000 hektare kebakaran berada di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu cukup dan sulit dipadamkan.

Meski demikian, menurut Bagus yang merupakan caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) terpilih untuk DPRD Riau periode 2014-2019, pemerintah harus rasional dalam menegakkan aturan tentang perkembangan wilayah provinsi tersebut.

Pihaknya menyarankan agar perambah tidak lagi merambah ke hutan di Riau, maka secepatnya desa-desa definitif harus diterangkan atau diperjelas oleh pemerintah kabupaten pada pemerintah ke pemerintah pusat begitu juga sebaliknya.

"Tanpa diperjelas, maka aksi perambahan liar selalu terjadi seperti itu. Seorang menteri tahu, apa yang terjadi di setiap wilayah dengan peta yang ada. Makanya saya bilang, duduk bersama dan keputusan harus diambil secara rasional," ucapnya.

Anggota DPRD Riau dari Partai Golkar, Mansyur mendesak pemerintah harus bertindak secara tegas terhadap pelaku serta otak dari pembakar hutan dan lahan yang terjadi pada Januari-Maret 2014 di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu.

"Pelaku dan otak pelaku pembakar lahan cagar biosfer harus ditindak tegas. Sebab kalau terus dibiarkan, maka aksi mereka akan terus berlanjut hingga hutan yang dilindungi ini berubah menjadi perkebunan dan dikuasai oleh pribadi," katanya.

Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono sebelumnya mengatakan kebakaran yang terjadi di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu dan Taman Nasional Tesso Nilo bukan hanya dilakukan oleh dua orang oknum polisi terutama Kapolres Bengkalis.

"Disitu ada oknum Polri, TNI, DPR/DPRD dan masyarakat. Kondisi riilnya seperti itu. Pemerintah telah bentuk tim yang dipimpin unsur Polri dan dirjen Kementerian Kehutanan berkoordinasi dengan Polda Riau serta jajaran terkait di daerah," katanya.

"Jadi nanti, akan ada tindak lanjut dari Kemenhut, Mabes Polri, Mabes TNI dan UKP4 untuk penyelesaiannya. Kami ingin penyelesaian dilakukan secara komprehensif, tidak parsial. Karena ini menyangkut oknum-oknum dari semua pihak," tegasnya.