Selatpanjang (ANTARA) - Tingkah laku orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Kepulauan Meranti saat ini sedang menjadi perhatian masyarakat. Baru-baru ini, seorang wanita yang mengalami gangguan jiwa mencoba bunuh diri dari atas pohon.
Kapolsek Tebingtinggi Iptu D Bakara mengatakan percobaan bunuh diri yang dilakukan wanita tersebut di pohon beringin Tempat Pemakaman Umum (TPU), Jalan Kesehatan, Selatpanjang, Kamis (25/7) siang.
"ODGJ tersebut selamat setelah diminta turun dari pohon beringin yang dipanjatnya dan diamankan oleh Satpol PP," ungkap Kapolsek D Bakaran kepada wartawan, Jumat.
Sebelumnya, juga sempat terjadi pemukulan tanpa sebab oleh seorang lelaki yang mengalami gangguan jiwa terhadap pengendara sepeda motor di Kota Selatpanjang pada Kamis (11/7) lalu.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Muhammad Fahri mengatakan bahwa penanganan terhadap ODGJ bukanlah perkara mudah. Apalagi jika pihak keluarga dinilai sudah tidak peduli terhadap penderita.
Sesuai aturan, dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada ODGJ, pihaknya telah menggalakkan kepada setiap puskesmas untuk membuat inovasi-inovasi. Seperti posyandu ODGJ yang ada di Puskesmas Selatpanjang.
"Kita menempatkan dokter di setiap puskesmas yang akan melayani masalah kesehatan ODGJ itu sendiri. Bahkan petugas kesehatan diturunkan untuk memberikan obat secara gratis sekaligus pemahaman kepada pihak keluarga agar tetap memperhatikan keluarganya yang menderita gangguan jiwa, hingga dirujuk ke RSJ Tampan Pekanbaru," jelas Fahri.
Muhammad Fahri juga mengungkapkan, jumlah ODGJ di Meranti tidak akan pernah turun dan akan bertambah dari tahun ke tahun. Setiap penderita harus diwajibkan memakan obat seumur hidup.
Yang selalu menjadi masalah yaitu ada keluarga yang sudah tidak peduli, karena malu. Makanya tak heran jika banyak ODGJ yang berkeliaran.
“Jika pihak keluarga tidak bisa datang, maka petugas kita yang akan datang untuk menanyakan kesehatannya sekaligus memberi obat. Kalau ada ODGJ yang kelihatan sembuh setelah makan obat secara rutin, sebenarnya bukan sembuh. Itu namanya terkontrol, karena harus makan obat seumur hidup. Jika tidak, yang bersangkutan akan kambuh lagi,” ucap Fahri.
Kadiskes Kepulauan Meranti itu juga mengakui soal belum maksimalnya penanganan terhadap ODGJ. Meski banyak inovasi yang dibuat, tetap saja tidak berjalan maksimal. Tidak adanya anggaran khusus untuk penanganan ODGJ itu sendiri, menjadi persoalan yang sampai saat ini belum terselesaikan.
“Tapi kalau ada ODGJ yang terlantar dan terus berkeliaran di jalanan, sebenarnya itu wewenangnya Dinas Sosial, ” sebut Fahri ketika disinggung mengenai banyaknya ODGJ yang berkeliaran di jalan tanpa mendapatkan penanganan khusus.
Selain itu, ia menjelaskan ODGJ saat ini yang mendapat pelayanan kesehatan di Kepulauan Meranti berjumlah 348 jiwa. Jumlah tersebut tersebar di setiap kecamatan dan 10 puskesmas yang ada.
"Dari jumlah tersebut, setidaknya terdapat 291 jiwa ODGJ yang tergolong berat dan mendapatkan pelayanan kesehatan. Paling banyak terdapat di Tebingtinggi dan Tebingtinggi Barat,” tambah Muhammad Fahri.
Berita Lainnya
Kapolsek Tebingtinggi Barat : Laporkan kalau temukan titik api
16 November 2020 17:33 WIB
Ini penyebab keracunan puluhan pelajar SD di Meranti
14 June 2024 13:56 WIB
Pelajar SD diduga keracunan di Meranti berjumlah 65 orang, yang dirawat sudah dipulangkan
31 May 2024 17:59 WIB
Diduga keracunan makanan, 28 siswa SD di Meranti dilarikan ke puskesmas
30 May 2024 19:12 WIB
Serahkan ambulans dan pusling ke puskesmas, Asmar tegaskan dijaga dengan baik
13 May 2024 16:21 WIB
Dikunjungi Dinkes Riau, RSUD Meranti ungkap semua kebutuhan peningkatan layanan masyarakat
24 August 2023 11:12 WIB
Pemkab Meranti stop program berobat gratis gunakan KTP
20 June 2023 19:55 WIB
Pedagang diimbau tak jual takjil mengandung bahan berbahaya
30 March 2023 20:49 WIB