Pekanbaru (ANTARA) - Praktisi Bidang Kebencanaan Nasional dari BNPB Dr. Dody Ruswandi, MSCE mengatakan pemerintah kabupatendan kota, pemerintah provinsi serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) perlu menghitung nilai kerugiandampak yang ditimbulkan akibat bencana alam dan bencana non alam.
"Jumlah kerugian akibat bencana alam dan non alam tersebut akan menjadi rujukan untuk mengevaluasi kesiapansarana dan prasarana, tekhnologi, anggaran dan kebijakan jika bencana serupa terjadi lagi sehingga kita bisamenimalisasi resiko, korban dan kerugian materil," kata Dody Ruswandi, di Pekanbaru, Selasa.
Dody Ruswandi, mengatakan itu sebagai pembicara dalam kuliah umum digelar Fakultas Sosiologi dan Fisip Unridalam Program Maching Fund Univeristas Riau tahun 2022 bertema "Memaknai bencana, mengamankan negara,refleksi teoritis praktis dan praktis isu-isu disaster risk management for national security di Indonesia, diikutibelasan peserta secara ofline dan lainnya secara online.
Menurut Dody, tidak usah khawatir jika penghitungan kerugian akibat bencana itu salah atau benar, karena bisadibantu oleh lembaga yang memiliki kredibilitas seperti Bank Dunia (World Bank) yang pernah melakukanpenghitungan serupa yang mengagregasi kerugian bencana alam se- Indonesia.
Sama halnya dalam mengelola keuangan rumah tangga, kata Dody mencontohkan, untuk menambah tabungan perludilakukan efisiensi dan efektivitas pengeluaran rumah tangga. Dengan demikian tabungan keluarga akan menjadi besar.
"Dulu World Bank menghitung kerugian akibat Karhutla di Tanah Air tahun 2015 mencapai Rp221 triliun lebih.Jika angka kerugian ini sudah bisa dihitung, maka kita akan tahu bupati/wali kota atau gubernur mau mengambilkebijakan apa dalam menangani karhutla tersebut dan menurunkan jumlah kerugian," katanya.
Dody yang kini sebagai Widyaiswara Utama BNPB itu, mengatakan penanggulangan bencana alam adalah multisektor, selain menjadi tugas Pemda maka perguruan tinggi perlu dilibatkan terutama menyiapkan modelpenanggulangan bencana dari produk penelitian dan memproduksi tekhnologi dalam mengurangi kerugian korbanjiwa.
Ia menyontohkan, peneliti di Cina menemukan sebuah tekhnologi yang bisa mendeteksi gempa dalam 30 detiksehingga temuan tersebut bermanfaat bisa menyelamatkan banyak nyawa manusia.
"Karenanya ke depan kita harus bisa mengubah ancaman sebagai peluang, dan jadikan bencana sebagai 'menupembahasan utama, buka menjadi menu penutup," demikian Dodi.
Berita Lainnya
Akibat erupsi Gunung Ruang, 18 flight dari Bandara Sam Ratulangi dibatalkan
30 April 2024 17:01 WIB
Seleksi CASN segera dibuka, Azwar Anas minta instansi kebut rincian formasi
30 April 2024 16:43 WIB
Mendagri Tito Karnavian apresiasi kinerja dan loyalitas Sekjen Kemendagri
30 April 2024 16:36 WIB
Rupiah melemah terhadap dolar AS seiring sikap investor tunggu hasil pertemuan FOMC
30 April 2024 16:14 WIB
Pemerintah sambut baik niat BYD bangun fasilitas pengembangan EV di Indonesia
30 April 2024 16:05 WIB
Legislator ingatkan tempat penampungan hewan tak cemari lingkungan sekitar
30 April 2024 15:52 WIB
Menag: Fatwa Ulama Saudi sebut haji non prosedural ibadahnya dianggap tidak sah
30 April 2024 15:42 WIB
Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi serahkan sertifikat tanah elektronik
30 April 2024 14:55 WIB