Zero truk ODOL diberlakukan di Riau 2023, legislator ini justru pesimistis

Pekanbaru (ANTARA) - Anggota DPRD Riau Mardianto Manan menyambut baik kebijakan larangan kendaraan Over Dimensi dan Over Loading (ODOL) yang diberlakukan penuh pada 2023 mendatang, namun untuk diterapkan di Provinsi Riau dia mengaku pesimistis

"Saya pesimis itu akan dapat tercapai karena gerakan menuju itu belum ada yang kasat mata dari tingkat provinsi," kata Mardianto Manan di Pekanbaru, Senin.

Dia menilai program ini hanya sebatas slogan tanpa tindakan nyata. Contohnya, jembatan timbang tidak dilengkapi dengan fasilitas yang dapat memantau secara detail keberadaan truk ODOL.

"Target zero ODOL 2023 tidak akan terwujud jika jembatan timbang yang ada sekarang tidak dilengkapi alat pantau, alat ukur, atau alat pemangkas kelebihan kapasitas kendaraan ODOL. Buktinya saja, truk yang bobot dan ukurannya melampaui batas masih bebas lalu lalang di jalan raya," kata dia.

Baca juga: 20 truk kelebihan muatan terjaring razia di Tol Permai

Dia mengaku keberadaan truk bermuatan over ini sudah sangat mengkhawatirkan selain membahayakan keselamatan masyarakat umum dan pengguna jalan, truk ODOL menjadi penyebab utama kerusakan jalan hingga rusak parah.

"Berulang kali jalan diperbaiki, berulang kali jalanan hancur oleh truk dengan beban berlebihan," kata dia.

Untuk mewujudkan program bebas ODOL, kata dia, harus ada tindakan nyata yang dimulai dari daerah, penertiban truk ODOL harus diiringi dengan sanksi yang tegas.

"Nah, truk ODOL inilah yang harus ditertibkan. Truknya ukuran 10 dibuatnya jadi 15. Artinya yang 5 harus dipotong, ada tidak alatnya di jembatan timbang? Lalu over loading, per sumbunya 6 ton dibuatnya 12 ton. Saat dibongkar di jembatan timbang harus ada crane-nya, gudangnya, dan ada orang yang mengangkat itu. Kalau itu tidak ada nonsense itu akan terjadi," paparnya.

Baca juga: Dishub Siak tilang truk ODOL di jalan menuju Pelindo Perawang