Tersangka Koruptor Istimewa dari Riau

id tersangka koruptor, istimewa dari riau

Tersangka Koruptor Istimewa dari Riau

Mengenakan kemeja putih dipadu dengan celana berwarna hitam dan memakai kaca mata gelap, Gubernur Riau HM Rusli Zainal turun dari tangga pesawat Garuda Indonesia GA 176.

Pesawat Boeing yang ditumpangi Rusli beserta istri pertama Hj Septina Primawati Rusli, mendarat di Bandara Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sekitar pukul 15.55 Wib, setelah terbang dari Jakarta.

Di dalam pesawat plat merah itu, Rusli duduk di dekat jendela di bangku bernomor 71 A. Sedangkan Septina duduk tepat dibelakangnya.

"Ibu Septina duduk persis dibelakang 'seat-nya' Pak gubernur," kata Sekretaris DPRD Riau, Zulkarnain Kadir yang satu pesawat atasannya itu usai mengikuti kegiatan anggota dewan di Jakarta.

Setelah turun dari tangga pesawat sambil menenteng tas jinjing berwarna hitam, dia pun langsung menuju sebuah mobil yang telah menanti dengan mendapat pengawalan ketat dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Masih di dalam area landasan pacu atau tempat pesawat parkir (apron), sudah ada tiga mobil menunggu kedatangan Gubernur Riau yang kemudian membawanya ke salah satu rumah tahanan.

Ini adalah kali pertama Rusli menginjakkan kaki di ibu kota provinsi yang dipimpinnya, setelah KPK menahan dirinya selama hampir empat bulan dan menjadi penghuni Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta.

Gubernur Riau HM Rusli Zainal atau yang biasa disapa dengan RZ ditahan KPK setelah menjalani pemeriksaan selama lebih kurang tujuh jam pada Jumat (14/6).

RZ resmi menjadi tahanan KPK dengan tersangka korupsi dengan dugaan pemberi dan penerima suap pembahasan revisi peraturan daerah Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau 2012 yang menjerat 9 anggota DPRD Riau, satu kepala dinas dan 2 orang dari pihak swasta.

"Tenang saja dan doakan saja. Mudah-mudahan semuanya cepat berjalan dengan baik, sabar, tawakal dan lebih dari itu, semua cepat selesai," kata Rusli di Gedung KPK sambil berlalu menuju mobil tahanan.

Sebelumnya KPK telah menetapkan status tersangka pada Jumat (8/2), yang belakangan disebut sebagai hari keramat bagi pelaku koruptor di Tanah Air. Padahal bagi umat muslim, Jumat merupakan penghulu hari dalam sepekan.

Selain revisi perda PON, RZ juga ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan melakukan penyalahgunaan wewenang terkait penerbitan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) di Kabupaten Pelalawan tahun 2001 sampai 2006.

Dalam kasus ini, KPK lebih dulu menjerat lima orang koruptor dan terbukti bersalah di pengadilan. Dari lima orang, tiga diantara mantan bupati di Riau seperti Tengku Azmun Jakfar, Arwin AS dan Burhanuddin Husin.

Sedangkan dua orang lagi, mantan Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Riau yakni Asral Rahman dan Syuhada Tasman.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau menyatakan, penetapan status tersangka RZ oleh KPK menjadi pintu masuk untuk dibukanya kembali Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) 14 perusahaan yang diduga melakukan kegiatan "illegal loging".

"Ini menunjukkan bukti keseriusan KPK untuk mengungkap kasus korupsi bidang kehutanan, sekaligus membuka kembali 14 perusahaan perkayuan yang pada tahun 2008 di SP3 oleh Polda Riau," ujar aktivis Walhi Riau, Hariansyah Usman.

RZ disambut meriah

Tokoh budayawan Riau, Tenas Efendi sengaja menyambut kedatangan RZ Rutan Kelas II B Pekanbaru dan sempat bertemu dengan orang nomor satu Riau di sebuah ruangan khusus.

"Saya sengaja datang kesini ingin melihat kondisinya. Saya liat dia bisa mengendalikan perasaannya, walau kita tidak tahu dalam hatinya. Tapi terlihat dari wajahnya dia terlihat tenang," katanya.

Padahal sebelumnya, para petinggi Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau dan para pejabat di lingkungan Pemprov Riau telah bersiap menyambut kedatangan tersangka korupsi dengan memegang gelar Datuk Setia Amanah di VIP Lancang Kuning, Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.

Diantara petinggi LAM Riau itu adalah Tenas Effendy dan Al Azhar dengan mengenakan baju Melayu. Sedangkan pejabat dimulai dari Sekdaprov Riau Zaini Ismail, kepala badan dan kepala biro.

Terlihat juga Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI dan Polri (FKPPI), ibu-ibu yang diduga PNS di lingkungan Pemprov Riau, Satpol PP serta aparat kepolisian dari Brimob Polda Riau dan Polres Pekanbaru.

Puluhan mobil dari bebagai merk terlihat berbaris di sekitar VIP Lancang Kuning, Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.

Bahkan ketika istri pertama gubernur Riau Septina Primawati Rusli serta kuasa hukum RZ, Eva Nora SH menaiki mobil dari VIP Lancang Kuning, telihat tepung tawar dilakukan ibu-ibu ketika mobil Septina mulai melaju.

Untung tak dapat diraih dan malang tak dapat ditolak. Maksud hati hendak memeluk gunung, tapi apa daya tangan tak sampai.

Pribahasa itulah yang mungkin tepat dilayangkan karena orang yang ditunggu-tunggu tidak juga tiba di VIP Lancang Kuning, malahan KPK membawanya dengan menggunakan jalur khusus ketika tiba di bandara.

"Pejabat Pemprov Riau kami minta untuk tidak memberi perlakuan istimewa kepada Rusli Zainal, apalagi sampai 'mendewakan-nya'. Seperti melakukan upaya penyambutan saat tiba di Pekanbaru," ujar tokoh muda Riau, Eddy Akhmad RM.

Apabila perlakuan istimewa tetap diberlakukan, lanjut Eddy, yang juga seorang seniman di Riau, berarti telah mencederai hati masyarakat "Bumi Lancang Kuning".

Saat RZ ditahan KPK di Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta, tidak membuat pengaruh pada kekuasaan. Karena keberadaan RZ begitu diagung-agungkan oleh seluruh pejabat lingkungan Pemprov Riau.

Sejumlah pejabat Riau berbondong-bondong ke penjara dengan berbagai macam keperluan seperti menjalankan roda pemerintahan Riau atau hanya sekedar membesuk "sang atasan" agar dibilang loyal, meski berstatus tersangka koruptor.

"Karena selain dianggap sebagai 'Bapak Pembangunan Riau', Rusli Zainal juga dikenal sebagai gubernur terbaik diantara seluruh gubernur yang pernah memimpin Riau atau bumi Melayu selama ini," kata Eddy.

Ada Kejanggalan

Setelah menyerahkan RZ sebagai tahanan titipan KPK di Polda Riau, gubernur Riau langsung dibawa ke Rumah Tahanan Kelas II B Pekanbaru yang terletak di Jalan Sialang Bungkuk, Sail, Tenayan Raya.

Namun ada yang aneh dari warna baju dikenakan. Mulai turun dari tangga pesawat sampai ke Rumah Tahanan Kelas II B Pekanbaru, baju yang dikenakan RZ berwarna putih alias baju pribadi.

RZ tidak mengenakan rompi orange sebagai tanda tahanan KPK. Entah karena masih menjabat gubernur Riau yang berakhir 21 November 2013 atau karena apa?. Sehingga perlakuan KPK itu terkesan diistimewakan.

Wartawan senior, Syahnan Rangkuti mengaku kecewa dengan perlakuan KPK terhadap RZ dan menilai lembaga itu telah berlaku diskriminatif dibanding tersangka lain dalam kasus yang sama.

"Tidak semestinya KPK mengistimewakan RZ, meski statusnya masih gubernur Riau. Namun KPK tidak berurusan dengan kapasitasnya sebagai kepala daerah, melainkan sebagai tersangka korupsi," katanya.

Juru bicara KPK Johan Budi melalui telepon seluler ketika dikonfirmasi, langsung membantah telah memberikan perlakuan khusus kepada RZ.

"Di luar rumah tahanan KPK memang belum ada baju tahanan. Baju tahanan dikenakan begitu seseorang ditangkap atau ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Maka dia langsung mengenakan baju berwarna orange menuju ke rumah tahanan," ujarnya.

Atau ketika seorang tersangka korupsi menuju pengadilan dan ditahan di rumah tahanan KPK.

"Kalau yang di luar rumah tahanan KPK tidak mengenakan (baju), terserah yang ada disitu. Karena sifatnya KPK hanya menitipkan tahanan. Tolong dicek aja sama si Lukman Abbas ada atau tidaknya perlakuan khusus," katanya.

Itulah gambaran sedikit gambaran dari para pemimpin Riau dari mulai tingkat kepala dinas, kepala daerah sampai gubenur Riau yang harus berakhir di jeruji besi.