Gubernur Riau heran ada anak SD jadi pengedar narkoba

id Pemrov Riau,narkoba riau

Gubernur Riau heran ada anak SD jadi pengedar narkoba

Gubernur Riau Syamsuar. (ANTARA/HO-Diskominfotik Riau).

Saya mendapatkan laporan ada anak SD yang menjadi pengedar narkoba. Laporan pimpinan pondok juga menyampaikan bahwa narkoba juga sudah masuk ke pesantren,
Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur Riau (Gubri)Syamsuarmengajak semua pihak mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat dan sebagainya untuk dapat membantu pemerintah dalam memberantas narkoba di wilayahnya karena kejahatan narkoba kini sudah makin mengkhawatirkan.

"Pemberantasan Narkoba bukan hanya menjadi tanggung jawab Badan Narkotika Nasional (BNN) dan jajarannya dan juga aparat kepolisian, tetapi semua pihak dan pemangku kepentingan harus bergerak untuk perang melawan narkoba," kata Gubri Syamsuar kepada wartawan di Pekanbaru, Sabtu (15/1).

Dia mengatakan perang melawan narkoba harus terus digencarkan. Karenanya, Pemprov Riau telah menyusun tim Satgas pemberantasan narkoba di Riau yang melibatkan berbagai unsur, BNN, TNI, Polri, Forkopimda, termasuk tokoh masyarakat serta pihak lainnya.

"Semua pihak harus bersama-sama dengan seluruh komponen serta lembaga pemerhati narkoba untuk melakukan upaya pencegahan narkoba secara terpadu dan terkoordinasi agar pencegahan narkoba bisa dilakukan secara masif," katanya.

Selain itu, pihaknya juga telah mempersiapkan modul pembelajaran anti narkoba untuk anak-anak sekolah mulai dari anak SD, MTS, Pondok Pesantren, sampai dengan SMA sederajat di Riau.

Menurutnya, modul anti narkoba tersebut telah disampaikan dan didiskusikan bersama Forkopimda Riau dan semua anggota Forkopimda Riau mendukung modul tersebut.

"Kami juga sudah mendiskusikn dengan Dinas Pendidikan, Kanwil Agama dan berkomunikasi dengan Persatuan Pesantren di Riau, semuanya mendukung," ujarnya.

Modul itu dibutuhkan karena kekhawatiran terhadap peredaran narkoba di Riau yang juga diakui oleh seluruh Forkopimda Riau dan tokoh masyarakat Riau, dan daerah ini termasuk daerah yang kasus narkobanya tinggi di Indonesia.

Baca juga: Sepanjang 2021 Polda Riau mengungkap 1.596 kasus narkoba, Debus masih buron

"Dalam kunjungan kerja saya, saya mendapatkan laporan ada anak SD yang menjadi pengedar narkoba. Laporan pimpinan pondok juga menyampaikan bahwa narkoba juga sudah masuk ke pesantren," ucapnya.

Untuk itu, Gubri menginginkan adanya upaya yang dilakukan secara masif dalam pemberantasan narkoba di Riau. Karena menurutnya, jika semua pihak tidak segera bertindak, maka tidak bisa dibayangkan bagaimana nasib generasi muda Riau ke depannya.

"Generasi muda sekarang mari kita pertahankan. Saya mohon dukungannya kalau kita sayang dengan anak kita, mari kita berjuang bersama. Mudahan anak-anak kita tidak terpengaruh narkoba," ujarnya.

Kasus narkoba di Riau makin memprihatinkan pada data 15 Desember 2021 Polda Riau mengungkapkan telahmenyita lebih dari Rp1,76 miliar hasil penjualan narkoba jenis sabu dari dua pelaku yang merupakan sindikat narkoba jaringan internasional. Uang sebesar Rp1,76 milar itu berasal dari penjualan sabu puluhan kg.

Baca juga: BNNP Riau lakukan berbagai program untuk cegah dan berantas peredaran narkotika

Baca juga: Debus masih buron, Polda Riau sita hampir 300 kg sabu dengan tiga tersangka