Rayhan Dita Anugrah lahir dengan bobot di atas normal, mencapai 5,2 kilogram pada 29 Oktober 2012 melalui operasi caesar di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad, Pekanbaru, Riau.
Kelahirannya sempat menghebohkan kalangan masyarakat "Kota Bertuah", Pekanbaru.
"Owek...owek...owek...." Seketika saja, ruang hampa seluas lapangan tenis yang berada di lantai tiga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad, Pekanbaru, Riau, Minggu (29/10) dini hari bergetar. Tangisan Rayhan begitu bergema bersama udara tanpa terberisik gemercik suara-suara lainnya.
Sorang pria bersama sesosok wanita tua berkaca mata kemudian mereka-reka sambil merangsang kegalauan dengan fikiran positif.
"Owek...owek...owek...," tangisan Rayhan semakin kencang melewati batas angin yang mengisi ruang hampa nan sepi penghuni itu.
Seorang ayah, tanpa sadar meneteskan air matanya. Begitu juga wanita tua yang berada bersamanya, terus saja mencoba untuk "menelan" kegalauan dan "memuntahkannya" dengan rasa kegembiraan tiada tara.
"Sert...sert...sert...", suara langkah kaki seorang perawat diiringi tangisan keras Rayhan terasa semakin mendekati pintu utama. Degub jangtung semakin tak berirama, "dak...duk...dak...duk...dak."
"Ngekk...ngeoookkk...," suara ngilu pintu ternganga lebar diiringi dengan sapaan sang perawat, "Bapak Fazar Muhardi... Suami Nyonya Melia Devita...!"
"Iya, sus gimana," jawab saya (si pria yang menanti dengan rasa khawatir begitu dalam).
Sementara sang nenek (wanita berkaca mata), juga seraya mengucap, "Iya sus, gimana cucu saya? Sehat, nggak ada masalah kan?"
"Bayinya selamat, ibunya juga selamat. Tapi bayinya besar, beratnya sekitar 5,2 kilogram. Tapi sehat kok," jawab suster itu.
Sang suster mengungkapkan, meski dalam kondisi selamat dan sehat, bayi itu harus tetap mendapatkan perawatan intensif di ruang khusus.
Katanya, bobot bayi di luar batas normal, yakni melampaui bobot 3,9 kilogram, dapat mengindikasikan berbagai gejala yang salah satunya adalah diabetes dan kelebihan cairan.
Kecemasan sang syah tidak tertuntaskan begitu mendengar keterangan tersebut. Degup jantung yang tadinya mulai berdetak teratur kembali berlantun tak beraturan.
Kecemasan kian membayang, namun masih bercampur haru gembira setelah jemari ini diperkenankan untuk mengelus wajah mungil si bayi yang telah disiapkan namanya, "Rayhan Dita Anugrah".
Tidak lupa, bisikan Azan juga dikumandangkan sang ayah tepat di telinga Rayhan, "anakku sayang," yang akhirnya harus dibawa menginap di ruang terpisah dari ibunya, Melia Devita.
"Untuk pemulihan, karena indikasi diabetes serta penumpukan cairan sangat memungkinkan terjadi pada bayi yang dilahirkan dengan bobot diatas batas normal," kata seorang dokter yang baru saja usai mengoperasi caesar Melia untuk keselamatan Rayhan.
Awal Caesar
Sebelum dilaksanakan operasi caesar, Ibu Rayhan sempat diinduksi (dirangsang) untuk kelancaran kelahiran bayi (di dalam rahim) secara normal.
Namun, induksi tersebut gagal setelah dua kantong cairan induksi berkapasitas 400 mililiter per kantong yang dilakukan tim medis ternyata tidak mampu membuka jalan rahim secara sempurna.
Sempat terjadi perdebatan sengit antara tim medis yang memaksakan diri untuk tetap dilakukannya induksi secara terus menerus dengan sang suami wanita (ibu Rayhan) yang memohon untuk segera dilakukannya operasi caesar.
Hal itu bukan tak beralasan, di mana sebelum memutuskan untuk mendatangi RSUD Arifin Achmad, "saya sempat membawa anak saya ke sejumlah dokter kandungan untuk berkonsultasi. Beberapa dokter menyarankan untuk bayi dilahirkan secara caesar. Keputusan itu bulat mengingat kandungan yang 'membengkak' begitu besar. Diprediksi, ketika itu calon bayi berukuran lebih 4,5 kg."
Ahli medis menyatakan, bahwa operasi caesar adalah operasi besar yang mengandung risiko bagi ibu dan bayinya. Antara lain karena pengaruh obat bius dan pembedahan itu sendiri.
Kendati demikian, operasi caesar juga dapat menyelamatkan keduanya saat terjadi komplikasi persalinan.
Ada sejumlah faktor penyebab yang mungkin menjadi alasan dilakukannya operasi caesar. Selain bayi yang dikandung sang ibu berukuran besar atau di atas batas normal, juga kebanyakan dikarenakan presentasi bokong atau kaki tak seimbang.
Kemudian bokong atau kaki bayi keluar duluan dibandingkan kepala di mana kasus ini diprediksi terjadi pada 3 sampai 4 persen kasus persalinan.
Beberapa dokter dapat memutar janin ke posisi normal, atau bahkan mengeluarkan bayi dari rahim dalam posisi tersebut. Namun, karena risikonya cukup tinggi banyak yang lebih menyarankan untuk caesar.
Kemudian presentasi pundak (sungsang), yaitu pundak keluar duluan, dan akibat pernah menjalani operasi caesar pada persalinan sebelumnya yang belum terlalu lama atau di bawah dua tahun.
Bayi Besar
Menurut ahli medis, memang untuk fenomena ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan fantastis kini semakin sering ditemukan.
Selain Rayhan yang lahir dengan bobot 5,2 kg, sebelumnya di Amerika Serikat bahkan sempat terlahir bayi berbobot sekitar 7,3 kilogram.
Bayi tersebut merupakan anak dari pasangan Janet Johnson dan Michael Brown yang diberi nama JaMichael. Bayi ini lahir melalui operasi caesar pada pertengahan tahun 2011.
Kasus lahirnya bayi dengan bobot jauh di atas normal juga lebih parah terjadi pada 2009. Di mana pasangan Hasanuddin (50) dan Ani (41) yang merupakan warga Kabupaten Batubara, Sumatra Utara, melahirkan bayi laki-laki seberat 8,7 kilogram.
Bahkan bayi tersebut hingga kini masih tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai bayi terberat di Indonesia, yang memecahkan rekor sebelumnya 6,9 kilogram yang terlahir pada tahun 2007.
Pakar medis yang juga dokter bedah anak RSUD Arifin Achmad, Tubagus Odhi, mengatakan, bahwa dalam istilah medis, bayi yang lahir dengan berat yang jauh di atas normal merupakan akibat dari suatu kondisi atau kelainan sang ibu yang disebut diabetes gestasional.
Kondisi tersebut timbul ketika seorang ibu hamil memproduksi sejenis hormon yang membuat tubuhnya menjadi resisten terhadap insulin.
Karena insulin dalam tubuh ibu hamil tidak berfungsi semestinya, kadar gula dalam darah akan tinggi, dan kadarnya lalu disalurkan kepada sang bayi.
Bahkan menurut dia, terkadang muncul istilah "sugar babies" karena bayi tumbuh bongsor akibat tingginya kadar gula dalam darah.
Tubagus Odhi mengakui bobot bayi terlahir seberat 5,2 kilogram ini sangat langka bagi bayi di Indonesia.
Menurut dia, ada banyak faktor penyebab terjadinya bobot besar pada si bayi saat lahir, selain diabetes, faktor lainnya yakni faktor genetik serta asupan gizi yang berlebih saat mengandung.
"Akibat banyaknya asupan gizi sang ibu saat mengandung tersebut, bisa terjadi diabetes," katanya.
Apapun ceritanya, kelahiran Rayhan merupakan anugerah terindah bagi "Ayah - Bunda".
Setelah melalui proses cek fisik di ruang isolasi khusus bayi RSUD Arifin Achmad, Rayhan ternyata tidak terbukti memiliki kadar gula berlebih atau diabetes.
Bobotnya yang besar, seperti raksasa, ternyata disebabkan faktor kelebihan cairan. Hal tersebut juga telah berhasil diatasi dengan baik oleh tim medis yang berinisiatif mengurangi cairan dalam tubuh bayi itu.
Rayhan yang tadinya memiliki bobot sekitar 5,2 kilogram, diturunkan menjadi hanya tinggal 4,2 kg. Kondisi fisiknya pun kini lebih sehat dan bugar.
Tangis kesedihan dan kegalauan pun berlalu, berganti dengan kegembiraan bagi sang ayah - bunda. Selamat datang "anakku", bergunalah kelak bagi keluarga, nusa dan bangsa.