Perajin Tahu Berharap Jaminan Kedelai Lokal

id perajin tahu, berharap jaminan, kedelai lokal

Perajin Tahu Berharap Jaminan Kedelai Lokal

Pekanbaru, (antarariau) - Perajin tahu di Kota Pekanbaru berharap pemerintah menjamin pasokan dari kedelai lokal untuk menstabilkan harga kedelai impor, ketimbang melakukan kebijakan menurunkan bea impor kedelai yang sifatnya sementara.

"Mau dibilang diturunkan bea impor kedelai tapi itu tak akan lama, padahal yang perajin harapkan itu stabilitas harga yang terjangkau dan kalau bisa pasokan dipenuhi dari lokal agar tak bergantung barang impor," kata Mustafa (40), seorang perajin tahu di Jl Sigungung, Pekanbaru, Kamis.

Menurut dia, hampir semua bahan baku kedelai untuk pabrik tempe dan tahu di Pekanbaru bergantung pada impor dari Malaysia dan beberap dari Amerika Serikat.

"Kedelai lokal sangat sedikit dan jarang masuk pasar," katanya.

Seorang perajin tahu lainnya, Mono (38), mengaku tak mengetahui ada kebijakan baru pemerintah menurunkan bea impor kedelai menjadi nol persen. Ia mengatakan, meski ada kebijakan baru, harga kedelai masih saja tinggi yakni Rp410.000 per karung 50 kilogram atau mencapai Rp8.200 per kilogram.

"Harga sudah terlalu tinggi, mungkin butuh sebulan baru turun harganya," kata Mono.

Menurut dia, harga bisa naik dalam dua hari sekali, sedangkan keuntungan kotor perajin rata-rata hanya Rp4.000 per kg.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, produksi kedelai pada tahun 2011 di Riau mencapai 7.100 ton biji kering atau naik 21,78 persen. Peningkatan disebabkan naiknya luas penen yakni mencapai 1.173 hektare atau 22,33 persen.

Namun, pada 2012, BPS melalui angka ramalan I (Aram I) memperkirakan produksi tahu ini hanya mencapai 5.259 ton biji kering atau turun 25,93 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penyebabnya ialah turunnya luas panen sebesar 1.784 hektare atau 27,77 persen dibandingkan luas panen 2011.