Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau bersiap untuk melaksanakan vaksinasi COVID-19 untuk pertama kalinya pada 14 Januari 2021, dan akan berlangsung serentak di seluruh provinsi.
"Vaksinasi dari pusat akan dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2021. Sedangkan di daerah rencananya tanggal 14 Januari 2021," kata Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Rabu.
Untuk vaksinasi perdana, lanjutnya, sasaran prioritas adalah tenaga kesehatan (nakes). Di Provinsi Riau jumlahnya mencapai 35.985 orang yang akan mendapat vaksin Sinovac secara bertahap. Selain itu, vaksinasi perdana juga diprioritaskan untuk tokoh masyarakat di daerah di antaranya seperti tokoh agama, lembaga adat, hingga anggota DPRD Riau maupun kabupaten dan kota.
"Sehingga, menjadi kepercayaan di masyarakat, bahwa vaksin ini aman. Kita berharap terlaksana dengan baik," ujarnya.
Sebanyak 20.000 dosis vaksin Sinovac produksi PT Biofarma untuk Provinsi Riau sudah tiba di Kota Pekanbaru pada Selasa (5/1). Vaksin tersebut kini masih disimpan di gudang vaksin Unit Pelaksana Teknis Logistik dan Farmasi Dinas Kesehatan Riau.
Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan vaksin akan didistribusikan ke 12 kabupaten dan kota setelah ada EUA (emergency use authorization/izin penggunaan darurat) dari BPOM.
Pemerintah kabupaten dan kota nanti akan bertanggung jawab untuk proses vaksinasi yang akan dilaksanakan di Puskesmas. "Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan yang sudah mendaftar sebagai pelaksana vaksinasi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kota Pekanbaru M. Noer mengatakan pemberian vaksin kepada Nakes akan diberikan sesuai dengan nama yang sudah didata oleh dinas kesehatan setempat. Ia mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan (entry data) karena masih ada Nakes belum dimasukkan, seperti di Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani milik Pemko Pekanbaru.
Proses pendataan sedikit mengalami kendala karena ada sejumlah Nakes seperti dokter spesialis di RSD Madani yang menolak untuk divaksin COVID-19. "Ini perlu dijelaskan, bahwa sekarang ini kita mendata dulu, bukan langsung divaksin. Jadi sekarang kita baru mendata, karena ada biodata yang harus diisi dulu. Tapi masih ada juga yang tidak mau mengisi (data)," kata M. Noer.
Ketua Ahli Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan, mengatakan perlu dilihat secara jelas alasan masih ada Nakes yang menolak untuk divaksin COVID-19. Sebabnya, vaksin Sinovac memang tidak disarankan untuk orang yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid tertentu, seperti diabetes militus dan hiperteroid.
"Mungkin Nakes itu ada komorbid, karena penderita penyakit jantung, hiperteroid dan diabetes militus tidak disarankan untuk divaksin COVID-19," katanya.
Baca juga: Nakes Pekanbaru mendapat jatah 5.600 vaksin COVID-19 tahap awal
Baca juga: APBD Dumai 2021 ada Penyesuaian Anggaran untuk Vaksinasi COVID-19
Berita Lainnya
Pemrov Riau terima 10.000 dosis vaksin COVID-19 IndoVak
29 November 2022 8:48 WIB
Kasus penularan Omicron XBB belum ditemukan di Riau
13 November 2022 6:20 WIB
Kedaruratan COVID-19 belum berakhir, warga diimbau lengkapi vaksin
07 November 2022 22:07 WIB
Kampar terus gencarkan vaksinasi COVID-19
24 September 2022 20:31 WIB
Cakupan vaksinasi COVID-19 di Riau 87,33 persen perusahaan segera vaksin karyawannya
23 August 2022 18:38 WIB
Pekanbaru gelar vaksin Merdeka, catat waktu dan lokasinya
20 August 2022 7:16 WIB
Diluncurkan Menko Perekonomian, Gubernur Riau sebut Buku Vaksinasi Covid 19 Tambah Wawasan Bagi Daerah
12 August 2022 9:39 WIB
Gubri Syamsuar minta masyarakat maksimalkan vaksinasi COVID-19
01 August 2022 13:43 WIB