Kedaruratan COVID-19 belum berakhir, warga diimbau lengkapi vaksin

id Vaksinasi, COVID-19,Kedaruratan COVID-19 belum berakhir, warga ,dihimbau lengkapi ,vaksin

Kedaruratan COVID-19 belum berakhir, warga diimbau lengkapi vaksin

Pemkab Sinjai paparkan strategi pacu vaksinasi di hadapan jajaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara virtual, Senin,(7/11/2022). (ANTARA/tangkapan layar)

Pekanbaru (ANTARA) - Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), bersama dengan program Breakthrough ACTION for COVID-19, yang didukung oleh The United States Agency for International Development (USAID), telah memperluas akses vaksinasi COVID-19 di Indonesia.

Dengan melaksanakan kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat, untuk membangun kesadaran akan pentingnya vaksinasi COVID-19. Hal ini khususnya diperuntukkan bagi masyarakat rentan seperti lansia, masyarakat adat, masyarakat budaya dan masyarakat umum agar melengkapi dosis vaksinasinya serta untuk tidak lengah dan tetap taat menjalani protokol kesehatan.

Berbicara dalam acara Media Briefing bertajuk “SIAP Lanjutkan ProKesnya, SIAP Lengkapi Vaksinasinya” Senin (7/11) yang dilakukan secara daring di Jakarta, Ahli Epidemiologi, dr. Iwan Ariawan, MSPH mengatakan, kedaruratan COVID-19 di Indonesia belum berakhir, terlebih saat ini telah muncul varian-varian baru.

"Jadi mari segera kita akhiri pandemi ini dengan melengkapi vaksinasi COVID-19 sampai booster dan terus melakukan ProKes," kata Epidemiologi, dr. Iwan Ariawan wa, MSPH melalui rilisnya di Pekanbaru, Senin.

Kata dia, tidak dapat dipungkiri bahwa kesenjangan vaksinasi saat ini masih besar. Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada September 2022 menunjukkan bahwa dari total 210 juta orang di Indonesia yang telah menerima vaksinasi COVID-19, hanya 43.967.085 yang sudah melengkapi dosis vaksinasi. Pada kelompok lansia, hanya 6.698.254 yang sudah melengkapi dosis vaksinasi.

Masih banyak kelompok masyarakat yang belum terwakili dan mendapatkan akses vaksinasi karena hambatan sosial, budaya dan ekonomi, seperti lansia, masyarakat adat, agama, dan pekerja seni budaya. Selain itu, tantangan lain yang masih harus diperhatikan adalah adanya hambatan akses dan suplai vaksinasi.

Hal ini menunjukkan bahwa masih sangat diperlukan dorongan untuk menggalakkan dan memotivasi masyarakat untuk melengkapi dosis vaksinasi dan membangkitkan urgensi terhadap pemerintah untuk memperhatikan akses dan suplai vaksin.

Di sisi lain, setelah hampir tiga tahun disuguhi oleh berita-berita terkait COVID-19, masyarakat dan juga media sudah jenuh menerima informasi terkait COVID-19. Saat ini yang terjadi adalah euforia endemi.

Media, baik nasional maupun regional, sudah tidak banyak lagi mempublikasikan berita-berita terkait COVID-19, padahal media memiliki pengaruh terbesar dalam membangun opini masyarakat, terutama dalam situasi pandemi.

Kebutuhan akan berita dan informasi COVID-19 dengan sudut pandang lain di media masih dibutuhkan, khususnya berita-berita positif mengenai vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan sebagai tindakan utama dalam melawan COVID-19 yang belum usai hingga kini.