Ratusan Pekerja PTPN-V Mengungsi

id ratusan pekerja, ptpn-v mengungsi

Pekanbaru - Sekitar 100 kepala keluarga yang merupakan pekerja PT Perkebunan Nusantara V mengungsi akibat konflik lahan di areal kebun kelapa sawit perusahaan di daerah Sei Batu Langka, Kecamatan Kabun, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

"Ada sekitar 100 kepala keluarga yang mengungsi," kata Manajer Humas PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, Otje Murat, kepada ANTARA di Pekanbaru, Kamis.

Dikatakan, ratusan pekerja mulai mengungsi sejak Rabu lalu (25/1), setelah konflik sengketa lahan antara perusahaan dan warga Ganting, Kabupaten Kampar, mulai memanas.

"Timbul isu yang beredar bahwa warga Ganting akan melakukan penghadangan ketika pekerja PTPN melakukan pemanenan tandan buah sawit," ungkapnya.

Karena itu, lanjutnya, pihak perusahaan juga mengantisipasi dengan meminta bantuan kepolisian menjaga keamanan di lokasi perkebunan.

"Sejauh ini kondisi masih kondusif, pekerja yang mengungsi berangsur mulai pulang dan pemanenan dilakukan pada malam hari," ujarnya.

Ratusan pekerja, menurutnya, sampai kini juga masih bersiaga apabila ada aksi massa.

"Mereka berjaga di area kantor perusahaan dengan membawa alat dodos, parang, hingga air cabe. Kami tidak pernah menginstruksikan pekerja untuk mempersenjatai diri. Tapi logika ketika rumah kita mau diserang, tentu kita siap-siap. Masak mau mati konyol," katanya.

Ia menjelaskan, sengketa lahan itu merupakan bentuk dari konflik dalam pengelolaan kebun sawit pola Kredit Koperasi Primer Untuk Anggota (KKPA) yang melibatkan warga.

Dikatakannya lagi, kebun sawit seluas 3.200 hektare itu sudah ditanami secara bertahap pada tahun 2004, 2007 dan 2009.

Dari luasan itu, ia menambahkan, sekitar 2.500 hektare kebun merupakan kebun inti PTPN V, sedangkan, 700 hektare dikelola masyarakat melalui KUD Bumi Asih.

"Belakangan, warga Ganting mendesak perusahaan mengembalikan area perkebunan karena diklaim milik peninggalan "ninik mamak" (tetua adat) mereka," ungkap Otje Murat.