Pedagang Durian Sepanjang Pekanbaru-Kampar

id pedagang durian, sepanjang pekanbaru-kampar

Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Jalur Kota Pekanbaru-Kabupaten Kampar sepanjang sekitar 60 kilometer menuju Danau Bengkuang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, kini marak dengan para pedagang durian dengan lapak sederhana mereka.

ANTARA yang menelusuri langsung jalur itu pada hari Minggu (11/12), juga menyaksikan tingginya minat masyarakat khususnya para pengendara sepeda motor dan mobil.

Mereka silih berganti menyinggahi sejumlah lapak sederhana para penjual durian tersebut.

Sejumlah pedagang menyatakan, "banjirnya" buah berduri yang identik dengan aroma semerbak itu telah berlangsung sejak dua hingga tiga pekan terakhir.

"Kebanyakan kebunnya berada di Danau Bengkuang, Kampar. Makanya banyak orang mengenal durian ini dengan sebutan durian danau atau durian Kampar," kata Nengsih, (45), pedagang durian pinggir jalan Pekanbaru-Kampar.

Nengsih membuka lapak duriannya di kilometer 18 Pekanbaru-Kampar. Di samping kiri dan kanan wanita ini, yakni berjarak sekitar 500 meter dari lapak duriannya, juga terdapat pedagang yang menjajakan buah berduri nan lezat ini.

"Setiap hari selalu ada yang membeli. Bahkan kalau beruntung, satu pembeli memborong semua durian yang saya pajang," tutur Nengsih.

Ibu tiga anak ini mengaku menjual durian yang aromanya khas dan harum itu dengan harga beragam, tergantung ukuran dan kondisi fisiknya.

Jika ukurannya besar dan tidak memiliki cacat, harganya bisa mencapai Rp25 ribu hingga Rp40 ribu per buah. Sementara untuk yang berukuran kecil hingga sedang, wanita ini mematok harga berkisar tujuh sampai Rp18 ribu per buah.

"Kalau yang ada sedikit busuk, harganya akan jauh lebih murah," ujarnya.

Relatif Murah

Pedagang durian yang berada cukup jauh dari Pekanbaru, atau mulai mendekati Danau Bengkuang, tempat kebun-kebun durian Kampar, justru harga semakin relatif lebih murah.

"Besar sedang harganya rata Rp25 ribu per buah. Untuk yang kecil Rp5 ribu sampai Rp10 ribu," kata Bismanan, juga pedagang durian.

Pria 48 tahun ini mengakui, harga lebih murah itu disebabkan kebanyakan durian yang dipajangnya dibeli langsung dari pemilik kebunnya sendiri.

"Durian ini rata-rata saya beli langsung dari yang punya kebun di Danau Bengkuang. Terkadang ada juga yang menitip untuk dijualkan," katanya.

Sementara pemilik kebun durian di Danau Bengkuang, Baladah, (38), mengaku setiap hari mampu memanen sedikitnya 50 sampai 80 buah durian dengan berbagai ukuran.

"Semuanya dari hasil batang durian milik saya sendiri. Di kebun ini, ada sekitar 15 batang yang tengah berbuah. Setiap hari buahnya selalu berjatuhan," tuturnya.

Pria itu mengaku setiap hari dalam tiga pekan terakhir selalu melayani permintaan durian dari banyak orang yang mengaku ingin menjualnya kembali secara eceran di berbagai kawasan bahkan sampai Kota Pekanbaru.

"Harganya tidak dihitung per buah, tapi per sekali panen. Kalau dapat sekitar 50 durian, saya menghargainya Rp200 ribu, namun kalau sampai 80 buah, harganya sekitar Rp300 ribu," kata Baladah.

Sejumlah pemilik kebun durian di Danau Bengkuang meyakini, musim durian tahun ini akan terus berlanjut hingga satu bulan ke depan, mengingat masih banyaknya buah yang bergelantungan di batang pohon buah berduri itu.

"Banjirnya" buah durian juga terbukti telah berhasil meningkatkan derajat perekonomian masyarakat tempatan, khususnya yang berada di sekitar Danau Bengkuan, Kampar.

Bahkan, warga yang kesehariannya bekerja sebagai nelayan dan berkebun sayuran, rata-rata memilih beralih menjadi pedagang durian dengan cara membuka lapak-lapak sederhana di sepanjang jalan Kampar-Pekanbaru hingga radius 60 kilometer karena keuntungannya sangat menjanjikan.