Gudang penyimpanan marak produk ilegal

id gudang penyimpanan, marak produk ilegal

Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Pekanbaru, Riau, I Gde Nyoman Suandi, mengakui adanya gudang penyimpanan di Kota Dumai yang sangat marak dengan produk makanan dan minuman ilegal.

"Ini berdasarkan riset dan survei sejumlah anggota yang turun langsung ke lapangan. Kuat dugaan kami, kondisi tersebut akibat keberadaan wilayah itu yang sangat strategis atau berdekatan dengan negara tetangga, khususnya Malaysia," kata Nyoman di Pekanbaru, Selasa.

Ia kemudian menunjuk salah satu contoh masih maraknya peredaran produk ilegal khususnya makanan, minuman dan kosmetik serta obat-obatan di Riau dibuktikan dengan banyaknya hasil sitaan petugas saat menggelar razia ke sejumlah wilayah di Riau, khususnya Dumai.

Sepanjang kuartal satu dan dua tahun 2011 ini saja, ungkap Nyoman, BBPOM Pekanbaru telah berhasil menyita sedikitnya 176.995 produk yang tidak memenuhi kiteria.

"Ada produk yang memang sudah kadaluarsa, rusak, tidak memenuhi syarat (TMS) dan tanpa izin edar (TIE) alias ilegal. Sebagian hasil sitaan itu ada yang sudah kami musnahkan, dan sebagian ada juga yang tinggal menunggu pemusnahannya," katanya.

Dikatakanya, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru merupakan perwakilan Badan POM Pusat yang bertugas mengawasi peredaran produk pangan dan minuman serta obat-obatan termasuk kosmetik ilegal serta berbahaya, tidak hanya di Pekanbaru, namun seluruh kabupaten maupun kota di Provinsi Riau.

Untuk itu, kata Nyoman, pihaknya bersama tim terbadu yang melibatkan sejumlah instansi terkait seperti kepolisian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kesehatan setempat juga akan sering melakukan operasi rutin di Kota Dumai.

Tujuannya, demikian Nyoman, ialah, untuk menjalankan pengawasan terhadap produk makanan dan minuman ilegal yang diindikasi banyak beredar di Tanah Air, khususnya untuk wilayah Riau, khususnya di Kota Dumai.

"Intensifitas pengawasan akan segera dilakukan. Namun jadwal operasi dan kapan tim akan turun ke lapangan masih kami rahasiakan. Tujuannya agar upaya kontrol dan pengawasan ini tidak bocor ke pihak-pihak berkepentingan," ujar I Gde Nyoman Suandi.