Bengkalis (ANTARA) - Proyek pengerjaan Jalan Sudirman Sungai Pakning menjadi sorotan warga Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis. Forum Peduli Pemuda dan Masyarakat Bukit Batu (FPPM-BB) mempertanyakan lambatnya progres proyek tersebut kepada Pertamina RU II Sungai Pakningdan mengeluhkan tidak adanya aktivitas pengerjaan selama lebih dari sepekan, padahal batas penyelesaian proyek tertera pada papan informasi hingga 20 Desember 2024.
Zulfan Mahendraselaku Sekretaris FPPM, menyatakan keprihatinannya karena jalan tersebut merupakan akses utama masyarakat. Saat ini, hanya kendaraan roda dua yang bisa melintas, sementara roda empat harus menggunakan jalur lingkar melalui Desa Dompas menuju Dumai. Kondisi ini menyulitkan warga, terutama pelaku UMKM yang mengalami penurunan omzet akibat terganggunya arus lalu lintas.
“Penutupan jalan ini berdampak besar, termasuk saat terjadi keadaan darurat seperti mobil ambulans yang harus memutar jauh. Kami meminta kejelasan dari Pertamina terkait kendala yang menyebabkan molornya pengerjaan,” ujar Zulfan, Jumat (13/12).
General Affair Pertamina RU II Sungai Pakning Iswandi menanggapi kekhawatiran warga dengan menjelaskan bahwa tahapan pengeringan dari 7 hari, 14 hari, 21 dan 28 hari, penundaan terjadi karena proses pengujian kualitas beton yang tidak memenuhi spesifikasi awal. Berdasarkan hasil uji kualitas beton pada 19 November 2024, kekuatan beton yang diharapkan mencapai K350 justru hanya mencapai K327, bahkan turun drastis menjadi K200 pada pengujian selanjutnya.
“Kami tidak bisa menerima kualitas beton yang di bawah standar, karena jika dipaksakan, jalan akan cepat rusak. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk melakukan formulasi ulang,” jelas pihak Pertamina. Setelah pengujian ulang pada 9 Desember 2024, hasilnya menunjukkan kualitas beton kembali sesuai standar dengan nilai K340, dan pengujian terakhir pada 17 Desember diharapkan memberikan hasil yang konsisten.
Pihak Pertamina juga menjelaskan bahwa keterlambatan awal disebabkan vendor melakukan survei ke sejumlah penyedia pemasok beton siap pakai (readymix) dan banyak yang menolak karena banyak orderan, sehingga ada satu perusahaan DJB di Dumai memberikan konfirmasi 15 November 2024 untuk bersedia, kalau dihitung ada keterlambatan sekitar satu minggu. Setelah mendapatkan pemasok, pekerjaan mulai berjalan sesuai tahapan yang ditentukan.
Menurut Pertamina, pengecoran akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dijadwalkan pada 18 Desember 2024 untuk pondasi tiang, sementara tahap kedua akan dilakukan pada 26 Desember 2024 untuk pengecoran total. Jalan diperkirakan dapat dilalui kendaraan roda dua empat hari setelah pengecoran.
“Jalur roda dua tetap tersedia melalui jalur alternatif di pos penjagaan. Untuk roda empat pribadi, akses akan dibuka pada 10 Januari 2025, sedangkan kendaraan barang baru bisa melintas mulai 23 Januari 2025,” jelasnya.
Pertamina memastikan bahwa pihaknya tidak bermaksud memperlambat pengerjaan, melainkan fokus pada kualitas hasil proyek. Pengerjaan ini diharapkan menghasilkan jalan dengan ketahanan hingga 20 tahun.
“Kami berkomitmen memberikan hasil terbaik agar jalan ini bisa bertahan lama dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Mohon dukungan dari warga selama proses pengerjaan berlangsung,” tutupnya.