Dumai, 28/6 (ANTARA) - Seekor harimau Sumatra liar dikabarkan mampu menerobos dalam sehari empat perkampungan yang berada di Kelurahan Basilam Baru, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, Riau, Selasa.
Berdasarkan penelusuran di empat perkampungan Basilam Baru, meliputi Dusun Mekar Sari, Geniot, Asarun, dan Dusun Perkampungan Ashari, terdapat jejak yang diakui sejumlah warga di sana merupakan jejak harimau Sumatra atau dikenal dengan sebutan "tuk belang" oleh warga tempatan.
"Dalam sehari 'tuk belang' bisa berpindah-pindah dari perkampungan satu ke perkampungan lainnya. Bahkan dalam sehari bisa empat kampung yang didatangi," kata seorang pemuka masyarakat di Dusun Mekar Sari, Basilam Baru, Suprapto.
Pria 50 tahun ini menyebutkan, kehadiran harimau liar di wilayah pemukiman warga Dusun Mekar Sari sudah berlangsung sejak tiga bulan terakhir.
"Tetapi 'tuk belang' kali ini tidak mengganggu manusia, dia hanya memangsa ternak dan bukan manusia," katanya.
Pada kesempatan terpisah, seorang warga Dusun Geniot, Zulman (23) menuturkan, dalam sehari harimau liar bisa menampakkan wujudnya sebanyak tiga kali di tempat berbeda.
"Bahkan ada warga yang sempat bertatap wajah dengan 'tuk belang' dengan jarak lima meter. Herannya 'tuk belang' tidak ada upaya menerkam warga," ujarnya.
Pernyataan kemunculan harimau juga diungkapkan, Sudir, warga Dusun Asarun. Pria 33 tahun ini mengungkapkan, kehadiran harimau saat ini telah mendatangkan trauma bagi kebanyakan masyarakat.
"Rata-rata kami kalau mau berkebun tidak lagi pernah sendiri. Kebanyakan warga juga membekali diri dengan parang untuk berjaga-jaga," katanya.
Sementara di perkampungan terakhir yang juga terpantau jejak harimau Sumatra, yakni Dusun Ashari, kebanyakan warga memilih untuk tidak keluar rumah saat malam hari.
"Harimau paling sering muncul di perkampungan pada malam hari, jadi kebanyakan kami memilih diam di rumah dari pada keluar rumah. Kalau pun ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, kami keluar secara bersama-sama," kata Suharman, warga Dusun Ashari.
Ayah tiga anak ini menjelaskan, selain menampakkan diri di empat perkampungan, harimau yang sama juga kerap memangsa ternak warga jenis unggas seperti ayam dan itik.
"Sampai hari ini, sudah lebih dua puluh ekor ayam sama itik yang habis dimangsa tuk belang. Sepertinya dia kelaparan," kata Suharman.
Warga di empat perkampungan tersebut menyatakan, harimau tunggal yang kerap memangsa ternak dan muncul di sejumlah pemukiman warga merupakan harimau dewasa berukuran panjang 185 sentimeter dan tinggi sekitar 80 sentimeter. Tubuh harimau itu menurut warga terlihat kurus berwarna loreng kuning hitam dengan bentuk kepala bulat.
Warga setempat mendesak agar pemerintah dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) segera mengambil tindakan mengingat keberadaan harimau itu kini kian meresahkan.