Jakarta (ANTARA) - Pascabanjir yang melanda daerah Jabodetabek masyarakat dan para pengungsi diminta untuk mewaspadai ancaman penyakit diare dan leptospirosis karena berpotensi menyerang kekebalan tubuh manusia.
"Pascabanjir biasanya leptospirosis dan diare itu menyerang warga. Jadi ini harus diperhatikan betul," kata petugas kesehatan di pengungsian Rusunawa Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jakarta Timur, dokter Tuti di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Menhub Budi Karya sebut Banjir melanda kawasan Jakarta sudah mulai surat
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Situs alodokter.com menyatakan beberapa jenis hewan yang dapat menjadi pembawa leptospirosis adalah anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan kelompok hewan ternak seperti sapi atau babi
Untuk mencegah ancaman dua penyakit itu, tim medis khususnya di pengungsian Rusunawa Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jakarta Timur, melakukan pengecekan kesehatan warga serta memberikan antibiotik.
Dikhawatirkan berbagai keluhan pengungsi seperti batuk pilek dan fatigue atau kelelahan merupakan gejala awal diare dan leptospirosis. Sehingga pemberian antibiotik diharapkan bisa mencegahnya. "Jadi antibiotik kita berikan dulu, karena takutnya itu gejala awal," ujarnya.
Khusus di pengungsian Rusunawa Jatinegara Barat, pada umumnya warga mengeluhkan batuk pilek dan pegal-pegal. Namun, untuk anak-anak lebih banyak terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Meskipun demikian, ia menegaskan sejauh ini belum ada para pengungsi korban banjir yang mengalami keluhan signifikan sehingga masih bisa diatasi oleh tim medis dalam tahap normal.
Sejak hari pertama Rusunawa Jatinegara Barat dijadikan sebagai tempat pengungsian korban banjir. Tim medis sudah menangani sekitar 90 orang dengan berbagai keluhan penyakit. Namun, pada umumnya masyarakat mengalami gejala ISPA.
"Selain ISPA, para pengungsi terutama lansia mereka mengalami darah tinggi karena kurang istirahat," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Jatinegara Barat, Dwi Yanti mengatakan hingga saat ini terdapat 856 jiwa yang mengungsi di lokasi tersebut. Dengan rincian 251 laki-laki, 351 perempuan, 42 lansia, 83 balita, 125 anak-anak dan tiga orang ibu hamil.
"Itu data terakhir yang kami catat. Para pengungsi mulai datang sejak Rabu (1/1), pukul 19.00 WIB dan kami terus memperbaharui data setiap jam," ujarnya.
Baca juga: Waspada, Air Sungai Ciliwung rata dengan Jalan Pasar Baru
Baca juga: Bufet senilai Rp3 juta dan anek perabot lainnya jadi rongsokan usai banjir
Pewarta : Muhammad Zulfikar
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB