Dumai Anggarkan ISPU Untuk Optimalkan Pengawasan Lingkungan

id dumai anggarkan, ispu untuk, optimalkan pengawasan lingkungan

ngkungDumai, 5/4 (ANTARA) - Kantor Lingkungan Hidup Kota Dumai, Riau, menganggarkan pengadaan alat pendeteksi pencemaran udara atau indeks standar pencemar udara dan "global positioning system" untuk mengoptimalkan pengawasan terhadap lingkungan.

"Anggaran untuk ISPU dan GPS ini kami ajukan pada pertengahan April melalui APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Kami mengusahakan akhir 2011 akan terealisasi," kata Kepala KLH Dumai H Basri kepada ANTARA di Dumai, Selasa.

ISPU dan GPS tersebut dianggarkan sebesar Rp220 juta.

Alat pengukur kualitas udara dan sistem untuk menentukan posisi di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit atau GPS ini, kata Basri, penting untuk memantau lingkungan Dumai yang memang rentan tercemar.

"Jika semua terpantau, tentu akan memudahkan kerja di lapangan. Sebagai contoh kasus kebakaran hutan dan lahan di mana sisa kebakaran telah mencemari udara Dumai dalam beberapa hari terakhir," kata dia.

Jika penyelamatan dapat dilakukan sedini mungkin, menurut Basri, akan memudahkan upaya pemadaman api sehingga radius pencemaran utara akibat kabut asap tidak akan terlalu jauh.

Fungsi kedua alat atau sistem ini, kata dia, akan disinergikan dengan posko pengaduan yang juga akan dibuka untuk menerima semua pengaduan masyarakat tentang lingkungan.

"Alat atau sistem ini juga akan memudahkan kami untuk mencari tahu secara cepat atas pengaduan yang kami terima," jelasnya.

Sejauh ini, Kota Dumai yang berjarak sekitar 188 kilometer dari Ibu Kota Riau, Pekanbaru, terus mengalami masalah pencemaran baik laut dan udara.

Berdasarkan catatan KLH Dumai, sejumlah kawasan perairan termasuk di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Kota Dumai, telah tercemar limbah industri.

"Sejauh ini belum diketahui apakah limbah yang dimaksud merupakan limbah berat atau ringan karena pengujian sample masih terus dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Riau di Pekanbaru," katanya.

Begitu juga dengan udara di kota berjuluk Mutiara Pantai Sumatera itu yang selalu tercemar asap polusi industri dan asap sisa kebakaran hutan dan lahan yang rutin terjadi.

"Penanganan pencemaran udara akibat polusi dan asap sisa kebakaran lahan dan hutan ini tergolong paling sulit, mengingat Dumai merupakan kota industri serta banyak lahan kosong konsesi," demikian Basri.