Chevron Kurangi Pasokan Listrik Ke BOB BSP

id chevron kurangi, pasokan listrik, ke bob bsp

Pekanbaru, 6/10 (ANTARA) - PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) mengurangi pasokan listrik ke perusahaan daerah Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu (BOB BSP-Pertamina Hulu) di Provinsi Riau, untuk optimalisasi produksi minyak CPI di lapangan Duri karena sempat terjadi kebocoran pipa gas yang mengakibatkan aktivitas eksploitasi terhenti selama lima hari.

"Pasokan listrik ke BOB BSP terpaksa dikurangi," kata Manajer Public Relations PT CPI, Hanafi Kadir, ketika dihubungi ANTARA di Pekanbaru, Rabu.

Sebelumnya, pipa gas PT Transgasindo yang menyalurkan gas Conocco Philips dari Sumatera Selatan bocor pada Rabu (29/9) di titik KP 277 di jalur Grissik-Duri, tepatnya di Desa Kampung Sawah, Kecamatan Siberida, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

Jalur Grissik-Duri merupakan jaringan pipa transmisi yang mengalirkan gas dari ladang Grissik ke Duri dan beberapa pengguna gas lainnya di Riau. Akibat kebocoran itu berdampak pada penghentian sementara aliran gas ke Duri.

Hingga kini hampir seluruh operasional BOB BSP masih bergantung pada pasokan listrik dari CPI karena kawasan produksi itu dahulu adalah bekas pengelolaan perusahaan asing, sebelum diserahkan kepada daerah pada 2002.

Hanafi Kadir mengatakan kedua perusahaan telah menandatangani nota kesepahaman mengenai pembagian listrik itu.

"Saya tak bisa memberi keterangan pasti mengenai berapa besar listrik yang dikurangi karena kondisinya terus berubah-ubah," katanya.

Ia menjelaskan, pengurangan pasokan listrik itu terpaksa dilakukan CPI, karena operasional sumur di Duri membutuhkan waktu untuk kembali normal setelah distribusi gas pulih pada Senin (4/10) atau setelah lima hari tak beroperasi.

Menurut dia, proses tersebut bisa memakan waktu lama karena perusahaan mengikuti prosedur keselamatan yang berlaku.

"Saya tak bisa memastikan kapan akan normal, tapi proses itu terus berjalan," ujarnya.

Ia menambahkan, perusahaan juga melakukan efisiensi penggunaan listrik di dalam kompleks perumahan karyawan CPI selama proses tersebut berlangsung.

Sementara itu, pihak BOB BSP tidak bersedia memberikan komentar kepada wartawan terkait dampak pengurangan listrik terhadap aktivitas eksploitasi minyak.

Perusahaan tersebut hingga kini kerap menjadi sorotan banyak pihak karena realisasi lifting yang terus meleset dari target.

Berdasarkan data Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BP Migas), BOB BSP hanya bisa merealisasikan 79,75 persen dari target produksi minyak (lifting) perusahaan pada tahun ini yang mencapai 22.000 barel per hari. Realisasi lifting itu kemungkinan akan jauh berkurang akibat dampak dari pengurangan produksi listrik dari CPI.