Fauzan Banggakan Riau, Juara I Duta GenRe Nasional 2018

id fauzan banggakan, riau juara, i duta, genre nasional 2018

Fauzan Banggakan Riau, Juara I Duta GenRe Nasional 2018



Oleh Frislidia

Pekanbaru (Antarariau.com) - Muhammad Fauzan Hawari, pelajar kelas II SMA Ngeri I Bangkinang Kota, kabupaten Kampar, Provinsi Riau meraih juara I jalur pendidikan dalam ajang apresiasi Generasi Remaja (Genre) Tingkat Nasional tahun 2018.

"Provinsi Riau bangga atas prestasi yang diraih Fauzan sekaligus memecah rekor, karena sejak tahun 2010 hingga 2017, daerah ini belum pernah juara, dalam ajang serupa kendati hanya meraih sepuluh besar dan lima besar," kata Kepala Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Hj. Yasni di Pekanbaru, Kamis.

Menurut Yasni, prestasi yang diraih Fauzan membuat dirinya meneteskan air mata, terharu karena bisa membanggakan Riau setelah menyisihkan peraih juara dua mahasiswa dari Jawa Tengah dan peraih juara tiga

mahasiswa dari Sumatera Selatan itu.

Atas keberhasilan cemerlang ini, katanya, maka sebagai duta GenRe nasional, diharapkan Fauzan dapat mempromosikan program KIE dan mengedukasi KIE semua remaja di Riau tentang bagaimana menjadi generasi berecana.

"GenRe adalah suatu program di bawah naungan BKKBN yang dikembangkan dalam rangka penyiapan dan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja. GenRe dalam bentuk subjek adalah remaja dan pemuda yang memiliki pengetahuan, bertindak dan berperilaku sebagai remaja untuk menyiapkan dan perencanaan menuju keluarga berencana," katanya.

Tujuan dari program GenRe adalah untuk memfasilitasi remaja agar belajar memahami dan mempraktikan perilaku hidup sehat dan berakhlak untuk mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan Generasi Berencana dalam jenjang pendidikan yang terencana, berkarir dalam pekerjaan yang terencana, serta menikah dengan penuh perencanaan menikah sesuai dengan siklus kesehatan reproduksi yakni minimal 21 tahun usia perempuan, 25 tahun untuk laki-laki.

Sedangkan kriteria penilaian terhadap peserta lomba, katanya adalah kepribadian, pengetahuan tentang GendRe tahu bagaimana memberikan KIE, bagaimana cara mengimbau remaja untuk menghindari nikah dini, jangan menyalahgunakan narkoba, penundaan usia perkawinan yang pada akhirnya menurunkan angka kelahiran.

"Oleh karena itu kita berharap pada Fauzan, untuk selanjutnya bisa mensosialisasikan dan mengedukasi remaja di sekolah-sekolah, tentang KIE serta semua siswa agar tahu tentang GenRe," katanya. itu.

Muhammad Fauzan Hawari, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara yang lahir pada 13 April 2002 itu mengatakan dirinya sebelumnya tidak pernah menyangka akan meraih juara satu nasional, padahal dirinya hanya ingin masuk sepuluh besar saja, bahkan masuk lima besar pun menjadi anugerah, tetapi selanjutnya justru meraih juara satu.

Fauzan yang memiliki tinggi 175 Cm itu dan berat 90 Kg, mengakui sempat grogi karena di sana berhadapan dengan orang-orang hebat dari seluruh Indonesia namun demikian dia masih bisa mengendalikan diri.

"Saya harus tidak grogi karena kita semua tentu sama, satu negara Indonesia dan tetap berfikir positif agar grogi itu bisa sedikit berkurang, hingga masuk grand final," katanya dan menambahkan bahwa prestasi yang diraihnya itu, adalah berkat usaha cukup berat, seperti moto yang mengilhaminya bahwa apa yang kita perbuat, itu yang bakal didapatkan.

Fauzan --anak dari pasangan Syarifah Zein asal Melayu Riau seorang guru SMP Muhamamdiyah Bangkinang Kota, dengan Muhammad Iksan (Jatim), bekerja di Di Dinas Peternakan Kabupaten Kampar-- itu

mengidolakan BJ Habibie karena ketokohannya sangat menginspirasi dirinya, karya beliau cukup yang banyak, namun tidak mau sombong.

Ia menyatakan ingin seperti BJ Habibie, dan sebagai generasi saat ini Fauzan menekankan bahwa generasi bangsa itu adalah generasi pelurus, bukan generasi penerus. Artinya ketika orang tua korupsi bukan membenarkannamun meluruskan mereka bahwa korupsi itu tidak baik.

Pesan saya untuk kalangan remaja di tanah air, katanya lagi, kenali dirimu, setelah kamu mampu untuk menegali dirimu, kenali bakat yang kamu miliki, setelah itu kembangkan apa yang kamu miliki karena itu adalah modal terpenting kita dalam menyonsong bonus demografi.