PBB, New York (Antarariau.com/Xinhua-OANA)) - Presiden Sidang Majelis Umum (SU) PBB Miroslav Lajcak pada Kamis (6/9) mengatakan selain penderitaan manusia dan pencemaran planet, ujicoba nuklir juga menimbulkan ancaman politik sebab semuanya tidak membangun kepercayaan.
"Abad terakhir telah menyaksikan peningkatan sangat besar di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Dan ini telah mengarah ke banyak manfaat. Tapi, juga, rasa sakit yang tak terperikan," kata Lajcak di dalam pidato pembukaan dalam pertemuan tingkat tinggi untuk memperingati Hari Internasional Menentang Ujicoba Nuklir, yang jatuh pada 29 Agustus.
Sejak ujicoba senjata nuklir dimulai pada 1945, hampir 2.000 ujicoba telah berlangsung, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat. "Sayang, sebagian ujicoba terjadi belum lama ini," katanya.
"Ujicoba ini tidak membangun kepercayaan. Malah, semua itu meningkatkan ketegangan. Semua itu menciptakan salah perhitungan politik, dan membawa kita lebih dekat ke pinggir," ia memperingatkan.
Pemimpin SU PBB tersebut mengatakan Kesepakatan Pelarangan Ujicoba Nuklir Menyeluruh, yang disahkan pada 1996 dan sejak itu telah terbuka bagi penandatanganan, "menawarkan kepada kita kesempatan terbaik untuk menjadikan ujicoba nuklir sebagai masa lalu". Ia mendesak negara anggota memberi dukungan bagi pemberlakuan kesepakatan itu.
Saat berbicara mengenai perkembangan di Semenanjung Korea, Lajcak memuji kemajuan dalam setahun belakangan ini ke arah denuklirisasi.
"Tahun ini, semuanya kelihatan suram ... Sekarang, kita dapat menyaksikan kesempatan," katanya. Ia mengatakan, "Langkah positif telah dilakukan oleh Republik Rakyat Demokratik Korea --termasuk pembekuan ujicoba nuklir dan peluncuran rudal balistik antar-benua, serta penutupan lokasi ujicoba nuklir."
Pada saat yang sama, ia mendesak dilakukannya tindakan yang lebih nyata di Semenanjung Korea, dan menegaskan "pengabsahan penting buat kemajuan".
Takkan digunakan lagi
Sementara itu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara setelah Lajcak dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut, dan mengenang kunjungannya pada Juli ke Nagasaki, Jepang, tempat ia bertemu dengan para penyintas serangan bom atom.
"Melalui kesaksian para penyintas, Hibakusha, kami diingatkan mengenai perlunya menjamin bahwa senjata nuklir takkan pernah digunakan lagi," demikian penegasan sekretaris jenderal PBB itu.
Pemimpin PBB tersebut juga menyaoroti para korban bencana era ujicoba nuklir secara luas itu, dan mengatakan, "Dampak bencana ujicoba nuklir tersebut sangat besar pada lingkungan hidup, kesehatan manusia, keamanan pangan dan pembangunan ekonomi."
Pada 2 Desember 2009, SU PBB dengan suara bulan mensahkan resolusi untuk mengumumkan 29 Agustus adalah Hari Internasional Menentang Ujicoba Nuklir.
Resolusi itu digagas dengan pandangan untuk memperingati penutupan lokasi ujicoba nuklir Semipalatinsk di Kazakhstan pada 29 Agustus 1991.
Berita Lainnya
Presiden Jokowi sebut pilih saksikan laga Indonesia vs Irak di kamar
02 May 2024 13:36 WIB
Presiden Jokowi resmikan operasional Bendungan Tiu Suntuk Nusa Tenggara Barat
02 May 2024 11:31 WIB
Presiden Jokowi Kamis pagi resmikan lima ruas Inpres Jalan Daerah di NTB
02 May 2024 10:14 WIB
Prabowo ajak buruh berjuang wujudkan Indonesia Emas
01 May 2024 13:43 WIB
Jokowi bagi-bagi sembako kepada warga Mataram
01 May 2024 12:11 WIB
Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi serahkan sertifikat tanah elektronik
30 April 2024 14:55 WIB
AHY siap dampingi Presiden Jokowi serahkan sertifikat tanah di Banyuwangi
30 April 2024 9:38 WIB
Presiden Jokowi sebut 29 perusahaan Singapura antusias berinvestasi di IKN Nusantara
29 April 2024 13:10 WIB