15 Titik Panas Masih Bercokol di Riau, Pelalawan dan Meranti Kebakaran

id 15 titik, panas masih, bercokol di, riau pelalawan, dan meranti kebakaran

15 Titik Panas Masih Bercokol di Riau, Pelalawan dan Meranti Kebakaran

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 15 titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Kamis.

"Titik-titik panas dengan tingkat kepercayaan diatas 50 persen tersebar di enam kabupaten dan kota di Riau," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru.

Slamet merincikan, titik panas yang terpantau melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua pada Kamis pagi pukul 06.00 WIB tersebut, sebagian besar masih terkonsentrasi di dua Kabupaten, Pelalawan dan Meranti.

Di Pelalawan, BMKG menyatakan total terdapat lima titik panas. Begitu juga di Meranti, lima titik panas masih menyebar di pesisir Riau tersebut.

Sementara itu, titik panas lainnya terpantau menyebar di Bengkalis dua titik serta Siak, Indragiri Hilir dan Kota Dumai masing-masing satu titik panas.

Dari 15 titik panas tersebut, Slamet menjelaskan 10 titik diantaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran lahan dengan tingkat kepercayaan 70 persen ke atas.

"Titik api menyebar di Meranti lima titik, Pelalawan empat titik dan Bengkalis satu titik," katanya.

Dalam dua pekan terakhir, kebakaran lahan yang merupakan bencana tahun terus melanda di dua lokasi penyumbang titik api terbanyak di Riau, Meranti dan Pelalawan.

Di Pelalawan, kebakaran terjadi di areal gambut, Kecamatan Kuala Kampar. Luas kebakaran diperkirakan mencapai lebih dari lima hektare di lokasi tersebut. Sementara di Meranti, kebakaran lahan terjadi lebih parah hingga menghanguskan lebih dari 150 hektare lahan gambut.

"Kebakaran terjadi sejak 9 Februari lalu dan perkiraan luasnya sekarang sudah 150 hektare lebih," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti, M Edy Aprizal.

Lokasi kebakaran berpusat di Desa Lukun Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti. Menurut informasi awal yang didapatkan BPBD Meranti kebakaran berawal dari lahan gambut yang ditumbuhi semak belukar.

Api cepat merambat di lahan gambut karena angin kencang, sehingga menjalar ke hutan kemudian mencapai kebun sagu dan karet milik masyarakat.

Menurut informasi, api kini juga merambat ke lahan sagu milik perusahaan PT National Sago Prima (NSP) dari Astra Grup. "Tapi kami masih fokus pada pemadaman, belum bisa merinci dengan pasti berapa luas kebakaran di lahan pertanian masyarakat dan perusahaan," ujarnya.

Tim gabungan dari BPBD, TNI-Polri serta masyarakat setempat dan perusahaan sudah turun ke lapangan untuk memadamkan kebakaran. Namun angin yang bertiup sangat kencang di lokasi tersebut membuat upaya pemadaman tidak berjalan mulus.

"Angin berubah-ubah seperti mengacak, sebentar ke utara lalu ke barat. Akibatnya, sulit kita mengejar kepala apinya," kata Edy.