Pekanbaru (Antarariau.com) - Moda mudik gratis, selain menambah teman dalam satu angkutan yang sama, juga bisa saling bercengkerama antara ayah, ibu, dan anak, serta anggota keluarga lainnya dalam satu bus.
Johan (45), peserta mudik gratis, mengatakan bahwa dirinya pada tahun lalu pernah memanfaat moda mudik gratis. Pengalaman pertama pulang kampung dengan menggunakan bus itu lebih mengasyikkan daripada berkendara sepeda motor.
Pada tahun ini merupakan kali kedua dirinya bersama anggota keluarganya pulang ke Sumatera Barat dengan moda mudik gratis.
Kendati demikian, sejak 15 Juni hingga Minggu (18/6/2017) moda mudik gratis yang diselenggarakan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan tujuan Pekanbaru menuju Kota Padang (Sumatera Barat) masih sepi peminat.
Kuota untuk mudik gratis tujuan Kota Pekanbaru-Padang masih banyak yang kosong. Dari lima bus yang disediakan, menurut Manajer SDM dan Umum Pelindo I Cabang Pekanbaru Budi Syafrizal, baru satu bus yang terisi.
Selain gratis, pemudik juga akan diberikan asuransi untuk kenyamanan pemudik saat pulang kampung.
Pelindo juga menyediakan bus tujuan Pekanbaru-Medan, Perawang-Padang. Untuk rute ini, sudah penuh. Begitu pula, tujuan Kandis-Medan.
Perseroan Terbatas (P) Pelindo I akan menggelar kegiatan mudik gratis bagi 2.150 orang yang berada di wilayah kerja perusahaan tersebut. Mereka akan berangkat dari Batam, Pekanbaru, Perawang, Kandis, Dumai, dan Medan.
Program mudik gratis itu menuju beberapa kota di Pulau Sumatra, yakni dari Pelabuhan Batam ke Pelabuhan Belawan dengan jadwal keberangkatan pada hari Rabu (21/6) dengan KM Kelud, sedangkan tujuan Kandis-Medan dan Perawang-Padang menggunakan bus.
Tujuan Pekanbaru-Padang, Perawang-Medan, Pekanbaru-Medan, Medan-Aceh, Dumai-Medan, dan Medan-Tapanuli Selatan dengan jadwal keberangkatan pada hari Selasa (20/6) menggunakan bus.
Pengamat tranportasi dari Universitas Islam Riau Mardianto Manan mengatakan bahwa penyediaan moda mudik gratis oleh perusahaan merupakan satu bentuk kepedulian yang baik guna mengurangi kemacetan sekaligus menekan angka kecelakaan lalu lintas.
Akan tetapi, untuk mendukung kenyamanan mudik Lebaran itu, kualitas jalan harus lebih bagus lagi. Selain itu, sopir juga perlu dites urine untuk mengetahui yang bersangkutan mengonsumsi narkoba atau tidak. Hal ini penting agar penumpang selamat sampai di tempat tujuan.
Penumpang juga perlu mengawasi dan menegur sopir yang membawa kendaraan ugal-ugalan.
Bersiaga
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Riau menyiagakan sebanyak 120 unit alat berat terdiri atas ekskavator, grader, dan vibro untuk mengatasi longsor dan tanah perbukitan yang terban.
Sejumlah alat berat itu akan dioperasionalkan oleh 80 tenaga yang siaga mulai H-7 hingga H+7 Idulfitri 1438 Hijriah, kata Kepala Dinas PUPR Riau Dadang Eko Purwanto.
Mereka berasal dari pegawai PUPR dan dari kontraktor pemilik alat itu bekerja mengatasi terjadinya longsor dan jalan putus pada ruas jalan tertentu. Tercatat 40 titik rawan longsor dan masing-masing titik disiagakan petugas dengan tiga unit alat berat.
Sejumlah lokasi yang rawan terjadinya longsor, kata dia, terdata di Duri Simpang Jorong Sei Rangor Sontang, Kabupaten Bengkalis, Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu batas Sumbar.
Selain itu, potensi rawan longsor juga terjadi di Batu Bersurat Muara Takus, Lubuk Agung-Batu Sasak batas Sumbar, Taluk Kuantan, Cirenti Kabupaten Kuantan Singingi, serta Rengat-Kuala Cinaku, Kabupaten Indragiri Hulu.
Kini, Dinas PUPR mematangkan pemetaan wilayah yang rawan longsor dan tanah terban agar petugas lebih berkonsentrasi dan fokus pada pekerjaan mereka.
Pada kesempatan itu, Dadang mengimbau pemudik agar jeli memperhatikan rambu-rambu peringatan, seperti "hati-hati jalan rusak sedang ada perbaikan", untuk menekan kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan tunggal lainnya.
Dinas PUPR memastikan hingga H-10 Idulfitri 1438 Hijriah, semua pekerjaan perawatan dan pemeliharaan jalan sudah selesai. Dengan demikian, tidak ada lagi gangguan dan hambatan bagi pemudik bepergian melalui jalan darat.
Menurut Dadang, kegiatan tersebut, termasuk dalam bagian dari 40 paket program preservasi untuk 40 ruas jalan provinsi di Riau.
Berdasarkan data Desember 2016, panjang jalan di provinsi Riau mencapai 2.947,47 km terdiri atas jalan aspal 1.418 km, jalan rigid (beton) sepanjang 474,97 km, dan sisanya sepanjang 1.054,5 km merupakan jalan tanah.
Dari 1.418 km jalan aspal tersebut, tercatat mengalami perusakan berat sebesar 8 persen atau sepanjang 114 km, sedangkan sepanjang 474,97 km jalan rigid itu tercatat mengalami kerusakan berat sebesar 19,9 persen atau sepanjang 66,2 km.
Lintas Timur Rawan
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau Drs. H. Arlizman Agus, M.M. mengatakan bahwa pihaknya melakukan pemetaan di lintas timur tercatat sebanyak tujuh titik lokasi yang rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Hal ini harus diwaspadai pemudik
Menurut dia, daerah rawan kecelakaan, mulai dari Tugu Patin Pematang Reba (Titik 0) menuju Pelalawan, pada posisi KM 1,3 hingga KM 14,6.
Pada posisi itu, kondisi jalan edikit bergelombang, jalan lurus berbukit, marka jalan samar, bahu jalan masih erup tanah berkerikil, fasilitas LLAJ masih kurang, karakteristik kendaraan yang melintas kencang dan selalu ingin mendahului, sepanjang jalur ini telah dipasang spanduk informasi daerah rawan kecelakaan oleh kepolisian.
Menurut informasi, kecelakaan terjadi ketika kendaraan akan mendahului kendaraan di depannya, lalu muncul kendaraan lain dari arah berlawanan pada posisi di tanjakan sehingga tak terlihat adanya kendaraan datang.
Agar tidak terjadi lagi kejadian kecelakaan di lokasi, perlu perbaikan jalan yang bergelombang itu, termasuk marka jalan, memperkeras bahu jalan, pemasangan "warning light" sebelum dan sesudah lokasi, serta penambahan pita kejut agar para pengendara mengurangi kecepatan kendaraan saat melintas di lokasi tersebut.
Selain itu, di KM 26,2 dari simpang Pangkalan Kasai arah Batas Jambi juga rawan kecelakaan. Jalan dalam kondisi baik tetapi marka jalan sudah aus dan tidak terlihat. Terdapat pula persimpangan yang tidak dilengkapi rambu dengan pergerakan kendaraan dari dalam ramai, bahu jalan berupa tanah.
Berikutnya, di KM 71,7 dari simpang Pangkalan Kasai arah Batas Jambi kondisi jalan baik, marka jalan samar, bahu jalan masih berupa tanah berkerikil, terdapat persimpangan (Selensen-Bagan Jaya) yang menjadi titik terjadinya kecelakaan. Warga lantas memberi ban bekas di tengah-tengah persimpangan tersebut.
Kawasan di lintas utara provinsi ini yang rawan kecelakaan lintas utara Provinsi Riau tercatat pada KM 260 Bagan Batu terkenal dengan nama Tikungan Maut (Simpang Jalan Mutiara KM 13).
Berikutnya, tikungan tajam bahu jalan kurang baik tidak terdapat rambu peringatan dan persimpangan serta tanjakan dari arah Bagan Batu-Pekanbaru.
Di sepanjang kawasan Bagan Batu-Pekanbaru, jarak pandang terhalang pohon sawit dan tanah. Di lokasi ini, menurut warga sekitar, sering terjadi kecelakaan.
Daerah rawan kecelakaan lainnya adalah di Simpang Teluk Kotak KM 210 dengan kondisi fisik jalan yang rusak dan berlobang, serta sebagian lainnya keriting, terdapat persimpangan tetapi tidak terdapat rambu, terutama rambu peringatan, mirisnya bahu jalan sempit.
Daerah rawan kecelakaan di lintas Selatan terdapat enam titik di Riau, yakni di KM 9,9 dari Simpang 4 Pematang Rebah menuju Simpang Kasai, kondisi jalan baik tetapi belum dilengkapi oleh marka jalan, sedangkan bahu jalan masih berupa tanah berkerikil dan minimnya fasilitas LLAJ.
Selain itu, di KM 106 dari Taluk Kuantan menuju Air Molek. Di sini terlihat kondisi jalan baik menikung tajam ke kanan, marka jalan aus atau kelihatan samar-samar, bahu jalan masih berupa tanah berkerikil dan jalan miring.
Patut juga diwaspadai pengendara daerah rawan kecelakaan lainnya di KM 90,1 dari Taluk Kuantan menuju Air Molek terdapat tikungan tajam, kondisi jalan baik, marka jalan samar, katanya.
Mirisnya bahu jalan di KM 90,1 dari Taluk Kuantan itu masih berupa tanah berkerikil, jarak pandang terhalang pepohonan yang tumbuh di sekitar jalan, dan masih kurangnya penerangan pada malam hari.
Di samping itu, KM 81,6 dari Taluk Kuantan menuju Air Molek terdapat tikungan tajam dengan kondisi jalan miring, bergelombang, marka jalan samar, pada malam tidak ada penerangan, guardrail dan delinoator dalam keadaan rusak sehingga sangat rawan kecelakaan.
Kilometer 81,6 dari Taluk Kuantan menuju Air Molek terdapat tikungan tajam dengan kondisi jalan miring, bergelombang, marka jalan samar, pada malam tidak ada penerangan, guardrail dan delinoator dalam keadaan rusak sehingga sangat rawan kecelakaan.
Begitu pula, di KM 25,5 dari Taluk Kuantan menuju Air Molek kondisi jalan baik, marka jalan samar, bahu jalan masih berupa tanah berkerikil, jarak pandang terhalang oleh pepohonan.
Di KM 7,9 dari Tugu Cerano Taluk Kuantan menuju Batas Sumbar juga patut diwaspadai.
Kilometer 7,9 dari Tugu Cerano Taluk Kuantan itu, kata dia, kondisi jalan bergelombang, marka jalan samar, bahu jalan masih berupa tanah berkerikil, kurangnya rambu-rambu di lokasi, ramai kegiatan masyarakat, dan daerah ini juga rawan terjadi kecelakaan.
Jalan Rusak
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau Arlizman Agus menyebutkan terdapat dua titik lokasi jalan yang rusak itu, yakni berada pada KM 141 atau 2 km sebelum Polsek Singingi, bahu jalan longsor karena terkikis air banjir Sungai Kuantan dan jalan licin berlumpur.
Selain itu, situasi Jalan Lintas Tengah dari Kiliran Jao menuju Pekanbaru, melewati Kabupaten Kuantan Singingi pada umumnya jalan tidak ada hambatan dan masih bisa dilewati oleh kendaraan pribadi dan kendaraan berat umum.
Sekarang masih dalam perbaikan, sedangkan lebar bahu jalan yang longsor tercatat 30 meter.
Para pengemudi tentunya agar senantiasa memperhatikan rambu-rambu pengumuman daerah rawan longsor untuk menghindari kecelakaan lalu lintas.