Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi satu titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Rabu.
"Satu titik panas dengan tingkat kepercayaan 55 persen terpantau di Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru.
Ia menjelaskan titik panas tersebut terpantau satelit Terra dan Aqua pukul 16.00 WIB hari ini. Menurutnya, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih berpotensi terjadi di Riau, meski saat ini banjir melanda lima kabupaten, termasuk Pelalawan.
Hal ini dikarenakan intensitas hujan diprediksi mengalami penurunan dalam beberapa hari kedepan, terutama diwilayah tengah dan selatan Riau.
"Hujan tetap terjadi di sejumlah daerah di Riau, namun di beberapa titik intensitasnya sedikit dan tidak merata," jelasnya.
Keberadaan titik panas yang terpantau BMKG di Riau merupakan yang pertama dalam dua pekan terakhir. Rokan Hilir merupakan wilayah terakhir yang terbakar pada akhir Februari 2017 lalu, dengan total luas kebakaran mencapai 100 hektare.
Memasuki Maret 2017, intensitas hujan di Riau meningkat. Saat ini lima kabupaten di Provinsi Riau terendam banjir. Diantaranya adalah Pelalawan, Kuantan Singingi, Kampar, Rokan Hulu dan Indragiri Hulu.
Sementara di wilayah pesisir seperti Bengkalis dan Meranti intensitas hujan lebih sedikit. "Ini yang perlu diwaspadai karena potensi kebakaran masih tetap ada," tambah Slamet.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman telah menetapkan status siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan 2017. Status siaga itu efektif berlaku selama 96 hari hingga 30 April 2016 mendatang.
Penetapan itu menyusul mulai terpantaunya titik-titik panas di sejumlah kabupaten di Riau pada awal Januari 2017 lalu. Satuan tugas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Riau sempat disibukkan dengan titik-titik panas yang terpantau itu.
Namun saat ini Riau dihadapkan pada masalah banjir. Banjir disebabkan akibat meningkatnya curah hujan serta kiriman dari Provinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan data BPBD yang dihimpun Antara Selasa (7/3), di Pelalawan banjir terpantau masih merendam dua Kecamatan yakni Ukui (Desa Lubuk Kembang Bunga) dan Pangkalan Kerinci (Desa Rantau Baru).
Sementara Kampar merupakan kabupaten yang dilanda banjir terparah. Sedikitnya 12 kecamatan dengan total 1.483 kepala keluarga terdampak banjir di Kampar.
Di Rokan Hulu tercatat sebanyak 7.615 jiwa terdampak banjir akibat meluapnya sungai Rokan dan Batang Lubuh. Banjir terjadi di tiga Kecamatan yakni Bonai Darussalam, Tambusai dan Rambah Hilir.
Berita Lainnya
BMKG prakirakan hujan petir hingga berawan dominasi kondisi cuaca di Indonesia
26 April 2024 12:08 WIB
BMKG prakirakan sejumlah provinsi berpotensi diguyur hujan sedang-lebat pada Kamis
25 April 2024 11:04 WIB
BMKG imbau masyarakat di beberapa daerah untuk waspadai potensi hujan lebat
15 April 2024 12:52 WIB
BMKG prakirakan kondisi cuaca cukup kondusif dominan hujan ringan
28 March 2024 12:04 WIB
BMKG prakirakan sebagian wilayah Indonesia masih berpotensi hujan lebat
27 March 2024 10:16 WIB
BMKG peringatkan potensi hujan di sejumlah wilayah Tanah Air
21 March 2024 14:47 WIB
BMKG prakirkaan sebagian besar wilayah Indonesia berisiko hujan
01 March 2024 12:12 WIB
BMKG peringatkan sejumlah provinsi di Indonesia berpotensi diguyur hujan lebat
16 February 2024 10:56 WIB