Pekanbaru, 24/3 (ANTARA) - Seekor gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) ditemukan mati dan sudah dalam kondisi membusuk di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, Riau. "Kami sudah menurunkan tim untuk mengidentifikasi penyebab kematian gajah itu," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Trisnu Danisworo, kepada ANTARA di Pekanbaru, Rabu. Kasus kematian gajah ini menjadi yang pertama pada tahun 2010. Menurut dia, gajah itu ditemukan oleh warga di jalan Desa Petani. Kondisi bangkai gajah itu sudah membusuk dan ditutupi warga dengan ranting pohon. Belum diketahui penyebab kematian satwa langka itu, namun dikabarkan belalai dan wajah gajah dalam kondisi terkoyak yang diduga bekas sayatan dalam proses pencabutan gading gajah. "Diduga gajah yang mati adalah gajah remaja, tapi penyebabnya belum diketahui," ujarnya. Ia mengatakan tim dari BBKSDA Riau yang terdiri dari dokter hewan dan ahli gajah akan melakukan otopsi untuk menentukan penyebab kematian. Ia berjanji pihaknya akan mengusut tuntas kasus kematian gajah itu dan memproses hukum tersangkanya. Menurut Trisnu, tempat ditemukannya bangkai satwa bongsor itu merupakan daerah lintasan gajah yang kerap terjadi konflik antara gajah dan manusia. Gajah tersebut diduga kuat berasal dari kawasan Suaka Marga Satwa Balai Raja, yang kini sudah rusak parah karena beralih fungsi menjadi perkebunan dan permukiman warga. Eskalasi konflik gajah dan manusia di Desa Petani, Kecamatan Mandau, terus meningkat sejak awal bulan Maret yang mengakibatkan kerusakan di perkebunan dan rumah warga. Bahkan, warga Desa Petani sempat mengancam akan membunuh gajah yang berkeliaran di perkampungan apabila dalam waktu dekat pemerintah tidak mengambil tindakan terhadap hewan dilindungi itu. Berdasarkan data WWF Riau, kematian gajah akibat konflik dengan manusia terus meningkat. Sebanyak sembilan gajah ditemukan mati pada tahun 2009, dan meningkat dari tahun 2008 yang mencapai enam ekor gajah yang mati. "Selama habitat alam untuk gajah terus beralih fungsi untuk kepentingan manusia tanpa ada kepedulian jangka panjang, maka konflik gajah dan manusia akan terus terjadi yang mengakibatkan kerugian di kedua pihak," ujar Humas WWF Riau, Syamsidar.