Bengkalis, 18/3 (ANTARA) - Dua perkampungan di Desa Petani, Kecamatan Mandau, Bengkalis, Riau sejak dua pekan terakhir masih diambil alih oleh kawanan gajah yang kelaparan dan memaksa puluhan keluarga yang tinggal di desa itu mengungsi. Dari laporan warga yang bermukim di daerah itu, Kamis, kawanan gajah yang awalnya berjumlah sekitar 45 ekor tersebut saat ini hanya tinggal beberapa ekor saja. Namun yang dikhawatirkan, ketika diusir hewan bertubuh besar itu tidak mau pergi. "Sudah dua pekan ini kami terpaksa menumpang di rumah tetangga yang rumahnya jauh dari lokasi gajah," kata Raya (45), seorang warga yang menjadi korban kawanan gajah itu. Selain Raya, beberapa warga lainnya juga memilih mengungsi dengan alasan yang serupa. Mereka berharap agar pemerintah dapat mengatasi hal itu sebelum jatuh korban. "Karena terkadang gajah itu juga mengejar warga yang melintas disekitarnya," ucap Tono (33), seorang korban yang juga mengungsi. Melihat kondisi itu, Kepala Desa Petani, Riantono mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Dirinya hanya dapat menghimbau warganya agar tetap waspada saat malam hari, dan selalu berjaga-jaga saat siang hari karena kawanan gajah itu datang secara tiba-tiba hingga tidak menutup kemungkinan menerobos rumah warga untuk mencari makanan. "Saya selaku kepala desa harus berbuat apa, kalau gajah - gajah ini sudah menguasai rumah warga, paling saya hanya dapat menghimbau. Karena kalau sempat membunuh gajah itu, warga atau saya malah dihukum, karena gajahkan salah satu hewan yang dilindungi," jelas dia. Seperti yang dijelaskan Riantono sebelumnya, beberapa titik perkampungan di Desa Petani menjadi sasaran amukan gajah. Tidak hanya tanaman habis dirusak dan di makan, keselamatan jiwa manusia juga terancam. Oleh sebab itu, kata dia, jika ada gajah masuk ke perkampungan sangat rawan korban jiwa berjatuhan karena hewan berbadan besar itu benar-benar lapar. Sementara Simamora, selaku Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Alam dan Lingkungan (Gempal), Kecamatan Mandau menyangkan konflik gajah dan manusia di Desa itu. Menurut dia, penanganan gajah yang dilakukan selama ini hanya dibahas dalam rapat dan sosialisasi, tanpa ada tindakan nyata dari pemerintah. "Jika hal itu terus didiamkan, maka tidak tertutup kemungkinan akan terjadi saling bunuh. Mengingat sudah banyak manusia mati diinjak gajah. Suaka yang dilindungi negara itu sebaiknya segera diselamatkan sebelum dipunahkan," tegas dia.