Pekanbaru, (Antarariau.com) - Tingginya angka pernikahan di KotaPekanbaru yang jumlahnya mencapai ratusan per bulannya, menjadi
potensi bisnis besar bagi industri kreatif es krim rumahan untukmeraup keuntungan.
"Saya sudah survei ke Kanwil Kementerian Agama Kota Pekanbaru, danmendapat data bahwa rata-rata ada lebih dari 440 pasangan yang menikahdi Pekanbaru setiap bulan. Ini jadi peluang pasar yang besar selamakita mau kreatif," kata pelaku industri kreatif "Riau Ice Cream",Willy, kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Bisnis "Riau Ice Cream" adalah salah satu peserta pada FestivalIndustri Kreatif Riau 2016. Festival ini terselenggara atas kerjasamaKantor Berita Antara Biro Riau, Bank Indonesia Provinsi Riau dan
Sinarmas Group.
Festival Industri Kreatif Riau 2016 akan berlangsungpada 17 Desember 2016 di Pelataran Parkir BI Perwakilan Riau JalanJenderal Sudirman, Pekanbaru mulai pukul 08.00 WIB. Bersamaan dengan
itu juga digelar seminar di lantai tiga ruang serbaguna BI Riau.
Willy menjelaskan dirinya sudah cukup lama "jatuh-bangun" merintisberbagai usaha sebelum akhirnya memutuskan fokus ke es krim untukmelayani pesanan untuk pernikahan, ulang tahun dan akikah. Ia
mengatakan keunggulan produknya adalah menjaga kualitas es krim, yaknidicampur dengan aneka buah yang mencapai 13 varian.
"Omzet usaha ini rata-rata mencapai Rp10 juta per bulannya. Itubaru satu persen dari jumlah pangsa pasar pernikahan di Pekanbaru,"kata Willy sambil menambahkan mengerjakan pembuatan es krim bersamasang istri di rumahnya.
Selain menjaga kualitas produk, ia mengatakan keunikan Riau IceCream adalah memberikan layanan desain tutup sesuai konsumen. Denganbegitu, pemesan es krim bisa mencantumkan gambar maupun foto di tutupkemasan yang unik.
"Tutup es krimnya juga bisa jadi suvenir untuk pernikahan maupunacara ulang tahun," katanya.
Ia menambahkan, peluang bisnis es krim rumahan untuk acara khusustersebut masih terbuka lebar karena jumlah pebisnis sejenis masih bisadihitung dengan jari di Pekanbaru. Industri kreatif ini masih
terkendala modal dan kondisi kelistrikan Pekanbaru yang sejauh inimasih defisit daya listrik.
"Kalau listrik terlalu sering padam, kerja kami jadi terganggu danbiaya produksi jadi makin mahal karena harus menggunakan genset,"ujarnya.
Ia menambahkan, usaha tersebut juga masih mengandalkan promosidari mulut ke mulut dan terakhir mulai aktif dengan media sosial.
"Seringnya pelanggan itu datang lagi karena mereka puas. Minggu inisaya dapat pesanan untuk akikah anak, yang orang tuanya dulu menikah
memesan Riau Ice Cream," pungkas Willy.