Pekanbaru (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Riau Taufiq OH mengatakan harga cabai di Kota Pekanbaru dan sekitarnya kini membubung tinggi hingga mencapai Rp90 ribu per Kg itu lebih akibat pasokan dan stok menurun.
"Sesuai hukum pasar ketika stok menurun, permintaan meningkat maka harga cabe akan melonjak. Sedangkan penyebab produksi cabe asal Sumbar, Sumatera dan Pulau Jawa menipis dipicu faktor cuaca dan hujan mengakibatkan gagal panen karena banyak cabe membusuk dan sulit berbuah," kata Taufig dalam keterangannya di Pekanbaru, Senin.
Menurut Taufiq, sejumlah daerah sentra penghasil cabai yakni Sumatera Utara dan Sumatera Barat saat ini juga sedang memasuki musim tanam sehingga belum mendorong peningkatan produksi.
"Di Sumatera Utara dan Sumatera Barat sedang memasuki masa tanam juga, otomatis stok berkurang, dan ketika permintaan meningkat maka harga naik," katanya.
Seorang warga Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Naya (38) mengatakan harga cabai merah dan hijau di Pasar Cik Puan Kota Pekanbaru, kini mencapai Rp90 ribu/kg dan kenaikan harga cabai tersebut sudah hampir dua bulan.
"Selama dua bulan itu, kita terpaksa irit makan cabai, terkadang hanya makan cabai rawit mirisnya harga cabai rawit ikut-ikutan membubung tinggi hingga mencapai Rp20 ribu seperempat kg," katanya.
Taufiq mengatakan dia terus meningkatkan koordinasi dengan Perindustrian Perdagangan Dinas Provinsi Sumbar dan Provinsi Sumut untuk memastikan bahwa stok cabai di Riau tetap terpenuhi. Karena sebelumnya juga sudah dilakukan kerjasama dengan daerah penghasil tersebut.
"Kami tetap berkoordinasi dengan dua daerah tetangga itu agar stok cabai di Riau tetap terpenuhi disamping menggiatkan gerakan menanam cabai di pekarangan rumah warga," demikian Taufiq.
Selain pedagang di Pasar Cik Puan Kota Padang, sejumlah pasar tradisional di Kota Padang dan sekitarnya seperti di Pasar Lubuk Buaya, Kecamatan Kota Tangah, Kota Padang, Sumbar pedagang cabai merah dan hijau mengeluh karena sepi pembeli. Sedangkan harga cabai masih saja tetap mahal.
"Sepi pembeli karena harga cabai mahal, satu ons Rp6.000 atau setara dengan satu kilo cabai merah mencapai Rp72 ribu dan cabai dijual bukan kualitas super," demikian pedagang cabai Arbaini di Pasar Lubuk Buaya Kota Tangah, Padang, Sumbar," katanya.
Sama dengan Arbaini, seorang pedagang cabai lain yakni Asma (30) di Pasar Lubuk Buaya Padang, tertegun karena cabai yang stok di dalam kulkas sudah mulai membusuk. Dia satu persatu memisahkan cabai yang masih bagus dengan cabai yang membusuk.
"Karena cabai mahal, dan sepi pembeli jadi kita simpan di kulkas. Namun begini cabai jadinya sudah ada yang mulai membusuk, maka harusdipilah dan dipisahkan. Rugi lagi, sudah mahal, sepi pembeli," demikian Asma.
Berita Lainnya
Pemprov Riau hibahkan 10 ribu meter persegi lahan untuk pengadilan militer
16 December 2024 20:56 WIB
Sukses dukung UMKM naik kelas, Pemprov Kepri tambah pagu subsidi ke BRK Syariah
16 December 2024 12:15 WIB
Pemprov DKI targetkan seluruh armada Transjakarta berbasis listrik di 2030
10 December 2024 14:37 WIB
Pemprov Riau peroleh dana pengembangan lingkungan hidup 2,07 juta dolar AS
07 December 2024 20:02 WIB
Pemprov DKI optimalkan pemeliharaan rumah pompa agar maksimal tangani banjir
07 December 2024 11:38 WIB
Pemprov DKI perbanyak RTH guna perbaiki kualitas udara
06 December 2024 13:27 WIB
Pemprov Riau segera tetapkan status siaga banjir dan tanah longsor
04 December 2024 22:22 WIB
Sebanyak 113.000 warga Pekanbaru terima kartu prakerja
02 December 2024 6:34 WIB