Selatpanjang, Riau (Antarariau.com) - Badan Pengelolaan Perbatasan Daerah (BPPD) Kabupaten Kepulauan Meranti, menyebut bahwa abrasi di wilayah pesisir Provinsi Riau itu rata-rata mencapai 15 meter per tahun.
Sekretaris BPPD Kepulauan Meranti, Muhammadiah di Selatpanjang, Sabtu, mengaku, abrasi terjadi karena wilayah kepulauan ini berbatasan langsung dengan perairan Selat Malaka.
"Dalam satu tahun, abrasi di (Kepulauan) Meranti capai 15 meter, sementara sementara di daerah lain wilayah pulua itu 10 meter," katanya.
Ia mengatakan, Meranti terletak di gugusan terdepan dan bagian terluar Indonesia, terpisah oleh Selat Malaka karena berbatasan langsung negeri jiran Malaysia.
Secara otomatis, lanjutnya, wilayah kepulauan tersebut hanya menerima dampak gelombang dari air laut selat itu berupa pengikisan pantai.
"Selat Malaka adalah jalur pelayaran internasional. Pada musim tertentu, arus laut selat ini berkekuatan cukup besar. Di jalur ini, pelayaran dikenal cukup sibuk," terangnya.
Akibat abrasi, bebernya, luas wilayah daratan di Meranti berkurang seperti pada beberapa tempat terjadi pembentukan tanjung atau tanah yang menganjur ke laut.
Kepulauan Meranti terdiri dari Pulau Tebing Tinggi, Pulau Padang, Pulau Merbau, Pulau Ransang, Pulau Topang dan Pulau Manggung. Lalu Pulau Panjang, Pulau Jadi, Pulau Setahun, Pulau Tiga, Pulau Baru, Pulau Paning, Pulau Dedap,Pulau Berembang dan Pulau Burung.
"Tingginya laju abrasi di Meranti, membuat pemerintah daerah cukup khawatir bila erosi pantai hilangkan luas daratan kita," ucap Muhammadiah.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Meranti, Mamun Murod sebelumnya menyebut, abrasi pada wilayah ini tidak dapat dihindarkan.
Berdasarkan data pihaknya tahun 2014, abrasi terjadi di bagian wilayah pesisir khususnya bagian terluar seperti di Pulau Merbau, Pulau Padang dan Pulau Rangsang total sekitar 1.956 hektare.
Abrasi paling parah terjadi di Pulau Rangsang telah mencapai 1.427 hektare meliputi panjang pantai 73,51 kilometer dengan lebar 355 meter.
Belum lagi intrusi atau masuknya air laut ke wilayah daratan, sebabkan matinya tanaman kopi 135 hektare atau 11,5 persen dari luas kebun kopi di Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir 1.175 hektare.
"Tanaman kelapa dalam juga ikut rusak seluas 4.660 hektare, dan tanaman karet sekitar 6.265 hektare di Kecamatan Rangsang Pesisir," ucapnya
Berita Lainnya
Jakarta masih berada di puncak klasemen, Jawa Barat terus menempel
18 September 2024 11:22 WIB
Khan Younis, Gaza berada dalam krisis karena Israel rusak sumber daya air
09 August 2024 12:22 WIB
Klasemen Olimpiade : China masih berada di puncak dan dibayangi Prancis
03 August 2024 13:11 WIB
Optimalisasi penyelenggaraan SPBE, Meranti berada di peringkat enam se-Riau
29 July 2024 17:19 WIB
Sebanyak 4.048 calon haji Riau sudah berada di Madinah
24 May 2024 10:21 WIB
Kiat jaga kulit agar tetap sehat selama berada di dalam pesawat
21 May 2024 12:44 WIB
7.418 jamaah calon haji Embarkasi Surabaya sudah berada di Madinah
16 May 2024 14:50 WIB
Liga Jerman, FC Cologne berada di ujung tanduk
05 May 2024 13:11 WIB