Rengat, (Antarariau.com) - Sejumlah warga Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau mengeluhkan adanya limbah berupa bahan berbahaya dan beracun (B3) yang diduga mencemari sejumlah desa diduga dampak proses eksploitasi minyak.
"Kami kesal pihak Pertamina kurang merespon dan terkesan mengabaikan sejumlah tuntutan masyarakat," kata salah satu warga Lirik Indragiri Hulu Rendri (34) di Rengat, Jumat.
Ia mengatakan, limbah bukan saja berserakan, tetapi ada kolam panjang 79 meter dengan lebar 221 meter berisikan limbah berbahaya di Gudang Batu yang setiap hari dikhawatirkan mencemari lingkungan, sementara pihak Pertamina menganggap ini seolah tidak ada.
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu juga diminta untuk pro aktif terkait adanya dugaan pencemaran lingkungan. Selain itu sejumlah warga dan pekerja kesal tingkat kepedulian perusahaan kurang terkait nasib tenaga kerja.
"Kami datang ke kantor DPRD Inhu meminta agar semua pihak memikirkan nasib kami dan memanggil pihak perusahaan untuk memberikan keterangan terkait tuntutan warga," katanya.
Menurutnya, puluhan tokoh masyarakat datang ke kantor legislatif pada minggu lalu untuk menghadiri dengar pendapat dengan pihak perusahaan, tetapi kurang mendapat respon.
Mantan Kepala Desa Gudang Batu Lirik Sugianto mengatakan, sebagian warga berharap perhatian pihak perusahaan pertamina, bukan saja terkait limbahnya agar tidak meresahkan masyarakat tetapi juga gaji sejumlah tenaga kerja dinaikkan.
"Kami ingin perusahaan ini ada kepedulian sosial," harapnya.
Sejumlah anggota Dewan Perwakilan rakyat Daerah Inhu dalam acara dengar pendapat tersebut meminta pihak Pertamina proaktif peduli keluhan warga sehingga tidak terjadi polemik di tengah masyarakat.
"Kami berharap semua masyalah selesai," kata wakil ketua sidang Irwantoni di Rengat.
Humas PT Pertamina Lirik Ahmad Jabar, ketika dikonfirmasi melalui selulernya tidak mengangkat dan pesanpun tidak dijawab.
