Jakarta, (Antarariau.com) - Wakil Ketua Komisi Energi DPR Satya Widya Yudha mempertanyakan kewenangan PT Pertamina secara sepihak menetapkan harga elpiji ukuran 12 kilogram, mengingat kebijakan yang berlaku awal Januari 2015 itu seharusnya merupakan ranah pemerintah.
"Harga elpiji seharusnya ditentukan pemerintah atau Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, bukan oleh Pertamina," kata Satya saat menjadi pembicara dalam diskusi "Outlook Sektor Gas 2015" di Jakarta, Rabu.
Menurut legislator dari Partai Golkar ini, kebijakan penetapan harga elpiji 12 kilogram tidak bisa dipisahkan dengan elpiji ukuran 3 kilogram.
"Tidak bisa komoditas publik yang sama tetapi memakai kebijakan dua harga," tegas Satya.
Ia mengingatkan bahwa pada dasarnya undang-undang melarang pemerintah melepas harga energi sesuai mekanisme pasar. Negara harus hadir mengontrol mekanisme tarif energi termasuk elpiji, tegasnya.
Jika kenaikan harga elpiji ini tidak dilakukan secara transparan dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah di kemudian hari, katanya.
Ia menilai pemerintah hanya cari mudahnya saja dengan memaklumi permintaan Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg dengan alasan BUMN ini merugi.
Keluhan Pertamina soal kerugian dari penjualan elpiji non subsidi ukuran 12 kilogram memang layak mendapat perhatian pemerintah.
Namun solusinya tidak selalu dengan menaikkan harga, sebab keputusan tersebut dikhawatirkan berpengaruh terhadap lonjakan permintaan elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram.
Untuk meredam lonjakan permintaan elpiji 3 kilogram, Satya mengusulkan agar distribusi elpiji bersubsidi ini dilakukan secara tertutup.
"Sebab jika konsumsi elpiji 3 kilogram meningkat maka beban subsidi yang harus ditanggung pemerintah juga akan tambah berat," katanya.
PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menaikkan harga elpiji 12 kilogram sebesar Rp1.500 per kilogram sehingga harga elpiji nonsubsidi ini naik Rp18 ribu per tabung.
Kenaikan harga ini berlaku mulai 2 Januari 2015 pukul 00.00 waktu setempat.
Berita Lainnya
DPRD Riau pertanyakan usulan tiga kubupaten baru jelang pemilu
28 February 2023 18:12 WIB
Komisi VI DPR RI pertanyakan tidak terlaksananya raker dengan Kemendag
15 December 2022 9:43 WIB
Anggota DPR pertanyakan koordinasi lintas kementerian soal PCR syarat terbang
25 October 2021 12:57 WIB
DPR pertanyakan pembabatan hutan lindung di Kabupaten Manggarai Barat
27 August 2021 11:21 WIB
Anggota Komisi VIII DPR RI pertanyakan alasan pemblokiran dana bagi pesantren
28 June 2021 12:12 WIB
Anggota Komisi III DPR RI pertanyakan pengurangan hukuman terpidana narkoba
28 June 2021 11:23 WIB
DPR pertanyakan Ditjen Imigrasi terkait pengeluaran paspor Djoko Tjandra
13 July 2020 13:58 WIB
Komisi I panggil Dewas TVRI, pertanyakan alasan pemecatan Dirut
18 January 2020 18:25 WIB