Anggota DPR ingatkan pemerintah dan masyarakat waspada cuaca ekstrem saat libur Nataru

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Nataru

Anggota DPR ingatkan pemerintah dan masyarakat waspada cuaca ekstrem saat libur Nataru

Tim Rescue Basarnas Makassar mengevakuasi warga terdampak kondisi cuaca ekstrem di salah satu titik dari enam daerah di Sulawesi Selatan, Ahad (22/12/2024). (ANTARA/HO-Basarnas Makassar)

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VIII DPR RI Abdul Fikri Faqih mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada saat masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

“Akhir tahun identik dengan libur Nataru. Banyak masyarakat yang memanfaatkan momen ini untuk berlibur, mudik, dan melakukan berbagai aktivitas di luar rumah. Namun, kita perlu waspada karena akhir tahun juga rawan cuaca ekstrem,” kata pria yang akrab disapa Fikri itu dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk senantiasa memantau informasi cuaca dan potensi bencana dari sumber terpercaya, yakni Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terutama bagi mereka yang akan bepergian jauh.

“Cermati informasi cuaca dari BMKG dan pemberitahuan resmi lainnya. Jika tidak mendesak, sebaiknya tunda perjalanan jauh. Liburan bisa dilakukan di lain waktu,” ujar dia.

Fikri juga meminta kesiapsiagaan pemerintah dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

"BNPB, BPBD, dan instansi terkait harus siaga penuh. Pastikan sistem peringatan dini berfungsi optimal dan personel siap diterjunkan jika terjadi bencana,” ucap anggota DPR RI dari daerah pemilihan IX Jateng itu.

Menurut dia, koordinasi antarinstansi dan penyebaran informasi yang cepat serta akurat sangat penting untuk meminimalisasi dampak cuaca ekstrem.

Sementara itu sebelumnya, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras telah meminta pemerintah meningkatkan infrastruktur mitigasi kebencanaan demi menjaga keselamatan masyarakat di tengah cuaca ekstrem yang tengah melanda sejumlah daerah di tanah air saat ini.

"Kondisi alam belakangan ini semakin tidak menentu sehingga negara dituntut lebih responsif dan tanggap dalam menghadapi potensi bencana alam yang dapat terjadi kapan saja. Selain upaya mitigasi, kita harapkan ada antisipasi dari sisi infrastruktur kebencanaan," ujar Iwan.

Infrastruktur mitigasi kebencanaan itu, kata dia melanjutkan, meliputi bangunan vital, fasilitas umum, sistem angkutan umum, telekomunikasi, dan sistem tenaga listrik yang dirancang untuk menahan dampak bencana alam. Iwan mengatakan pemerintah harus memprioritaskan kebutuhan dan keamanan masyarakat saat terjadi bencana agar mereka merasa aman dan nyaman.*

Baca juga: Warga Kota Bogor diimbau untuk pangkas pohon tinggi, antisipasi cuaca ekstrem

Baca juga: Pemerintah Rumania keluarkan peringatan soal panas ekstrem dan cuaca buruk