Pekanbaru (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertanian Republik Indonesia bekerja sama dengan PT LPP Agro Nusantara memberikan pelatihan Teknik Pemetaan Lahan Perkebunan Kelapa Sawit bagi 43 pekebun dari Kabupaten Siak pada 24–27 Juli 2023.
Kegiatan pelatihan di Pekanbaru ini melibatkan dinas perkebunan tingkat provinsi maupun kabupaten. Selain teknik pemetaan kebun, juga ada pelatihan kelembagaan dan usaha serta fasilitator daerah tingkat I dan II, 24 Juli hingga 4 Agustus 2023.
"Pelatihan yang ditujukan bagi pekebun kelapa sawit ini sebagai salah satu upaya BPDPKS dalam membangun dan mempersiapkan SDM industri kelapa sawit, baik di sektor hulu dan maupun hilir di Industri kelapa sawit," kata Pimpinan Pelatihan Wilayah Pekanbaru,DitaNirmala Aprilia, Senin.
Pada pelatihan ini lanjutnya peserta tidak hanya mendapatkan materi berupa teori yang disampaikan di kelas namun juga berkesempatan mendapatkan pengalaman studi praktik langsung mengenai teknik pemetaan lahan Perkebunan Kelapa Sawit di kebun Sungai Pagar PTPN V, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Itu dengan didampingi oleh pengajar dan narasumber yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya.
"Tujuan akhir dari program Pelatihan Teknik Pemetaan Lahan Perkebunan Kelapa Sawit bagi pekebun ini adalah untuk memberikan pemahaman bagi para pekebun kelapa sawit tentang regulasi terkait pemetaan dan mengukur lahan kelapa sawit, memanfaatkan tracking dan lahan kelapa sawit, mengetahui prinsip dasar pemetaan dengan metode polygon, memahami prinsip pembuatan dan penyajian peta, serta mengelola hasil kelapa sawit," ujarnya.
Dia mengatakan kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi lndonesia. Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, industri kelapa sawit telah menyediakan lapangan pekerjaan sebesar 16 juta tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung.
Sejak tahun 1990 perkebunan kelapa sawit di lndonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama luas arealnya. Areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, luas perkebunan kelapa sawit Indonesia mencapai 14,99 juta hektare (ha) pada 2022. Jumlah tersebut meningkat 2,49 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang seluas 14,62 juta ha.
Berdasarkan wilayahnya, Riau menjadi provinsi yang memiliki perkebunan kelapa sawit terluas pada 2022 yang luasnya mencapai 2,86 juta ha dimana 40 persen adalah petani swadaya. Keberhasilan kelapa sawit dalam meningkatkan perekonomian Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran petani swadaya yang telah berkontribusi dalam peningkatan produksi kelapa sawit hingga menjadikan Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
Sementara itu, Perwakilan PT LPP Agro Nusantara, Lukito menyampaikan pihaknya dipercaya BPDPKS untuk melakukan fasilitas program. Tahun ini ada 890 orang yang dilatih di Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Utara, dan Sulawesi Tengah.
"Saat ini membangun perkebunan bersifat keberlanjutan. Pada pelatihan ini ada pemetaan lokasi perkebunan, memetakan blok lokasi, sehingga ketika ada masalah bisa dimitigasi lebih awal," ungkapnya.
Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulfadli, menyambut baik adanya pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pekebun kelapa sawit. Menurutnya di Riau memang sangat minim yang punya ilmu tentang pemetaan.
"Kadang untuk Peremajaan Sawit Rakyat saja susah untuk bayar peta kapling. Kita sendiri juga sedang dalam penyelesaian peta. Kita akan selalu perjuangkan petani Riau untuk mendapatkan fasilitas dari BPDPKS. 52 persen masyarakat Riau bergantung pada sawit, mudah-mudahan menjadi berkah bagi kehidupan," sebutnya.
Kegiatan pelatihan ini kemudian dibuka secara resmi dengan Kadisbun Riau, Zulfadli memukul gong. Selanjutnya juga mengalungkan kartu peserta bagi perwakilan masing-masing kelas pelatihan.