Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan kemarau yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir menyebabkan udara di Provinsi Riau tanpa awan yang tidak dapat menghasilkan hujan.
"Kondisi seperti ini telah terjadi sejak akhir Januari hingga pertengahan Fabruari ini," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Menurut analisanya, demikian Slamet, kondisi kemarau yang melanda Riau saat ini akibat minimnya pembentukan awan di permukaan yang merupakan dampak dari suhu dingin di laut cina selatan.
Kondisi ini menurut dia, memperburuk cuaca kemarau yang terjadi hingga di ketinggian sekitar dua kilometer atas Riau, sangat minim awan penhujan.
"Kalau menurut saya, kondisi seperti ini akan menyulitkan upaya hujan buatan. Perkiraannya, 500 ton garam sekalipun yang ditaburkan, belum akan menghasilkan hujan yang maksimal," katanya.
Slamet menjelaskan, kendati curah hujan sangat minim hingga menyebabkan peristiwa kebakaran lahan terjadi di berbagai wilayah, kabut asap yang dihasilkan tidak akan sampai ke negara-negara tetangga seperti Singapura atau Malaysia.
Hal itu menurut dia, karena arah angin cenderung bergerak dari Utara sampai dengan Timur ke selatan sehingga kabut asap hanya akan mencemari daerah-daerah di daratan Sumatera saja.