Pekanbaru, 5/12 (antarariau.com) - Ketua Panitia Khusus rancangan Peraturan Daerah tentang Struktur Organisasi Tata Kerja DPRD Riau Masnur mengatakan Dinas Kebudayaan berpisah dengan Dinas Pariwisata sehingga berdiri sendiri.
"Dinas Budaya pisah dengan Dinas Pariwisata untuk lebih mendorong visi budaya Riau menjadi pusat kebudayaan Melayu 2020," kata Masnur di Pekanbaru saat rapat dengar pendapat dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Pekanbaru, Kamis.
Akan tetapi pemisahan ini belum disahkan dalam rapat paripurna DPRD Riau untuk menjadi Peraturan Daerah (Perda). Rencananya Minggu depan segera disahkan.
Lebih lanjut ketua Komisi D DPRD Riau yang bermitra dengan Dinas Kebudayaan Bagus Santoso memberikan alasan bahwa pembenahan budaya di Riau sangat perlu dilakukan. Dinas Kebudayaan memiliki banyak tugas untuk menata kebudayaan Riau yang belum terkelola dengan baik.
Bagus memberikan contoh Laksamana Raja di Laut yang bersemayam di Bukit Batu. Ini merupakan simbol budaya Riau yang terkenal dan pencitraaan harus dilakukan secara optimal. Selain itu hal yang membuat perlunya Dinas Kebudayaan berdiri sendiri adalah adanya Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berdiri sendiri yaitu UPT Bandar Serai.
"Sehingga kalau masuk di Dinas Budaya akan sangat cocok," katanya.
Selain itu penguatan Dinas Kebudayaan juga bertujuan untuk mengambil alih pengurusan Riau yang di Taman Mini Indonesia Indah dikelola Dinas Perhubungan. Pemisahan ini dilakukan merujuk kepada Provinsi Kepulauan Riau yang dianggap sukses melalui program kebudayaannya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Riau Said Syarifuddin mengatakan bahwa jika menuruti pola di Kementerian Kebudayaan akan bergabung dengan Dinas Pendidikan. Sedangkan pariwisata akan bergabung dengan Ekonomi Kreatif.
"Kalau kebudayaan masuk pendidikan mungkin kebudayaan dinomorduakan," kata Said Syarifuddin.
Dalam pengajuan anggaran APBD 2014 untuk kebudayaan Said mengajukan dana untuk museum dan taman budaya.
Dinas Kebudayaan Riau Akan Berdiri Sendiri
