Kasus stunting di Kampar melonjak ke angka 1.300 anak

id stunting,Stunting kampar

Kasus stunting di Kampar melonjak ke angka 1.300 anak

Sekda Kampar Yusri pada acara Audit Stunting di Kampar. (ANTARA/

Bangkinang Kota (ANTARA) - Kasus stunting di Kabupaten Kampar cukup mengejutkan dengan beranjak ke angka 1.300 anak berdasarkan hasil audit 2022 terhadap bayi yang terkena stunting di 21 kecamatan dan 250 desa/kelurahan.

“Perlu komitmen dan keseriusan seluruh elemen dan instansi maupun pihak swasta dan pengusaha dalam penanganan ini, jangan hanya bersifat kegiatan seremonial tapi dalam bentuk nyata yang ditujukan kepada penurunan stunting yakni remaja yang akan menikah, ibu hamil, ibu menyusui dan balita di bawah dua tahun,” kata Sekretaris Daerah Yusri saat membuka Diseminasi Audit Kasus Stunting bersama dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kampar yang diadakan di Aula Kantor Bupati Kampar, Kamis.

Sesuai Perpres nomor 27 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, adanya pendekatan pencegahan lahirnya Balita melalui pendampingan keluarga beresiko stunting.

Dia menjelaskan, problem saat ini bertambahnya lokus maupun jumlah yang sangat signifikan, ini menjadi perhatian bagi kita semua. Pemkab Kampar telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kampar, melakukan audit kasus stunting, pembentukan tim pakar dan melakukan pra desiminasi stunting.

Dari sampel audit yang dilakukan di Desa Tj Berulak dan Desa Naumbai Kecamatan Kampar terhadap 14 ibu hamil terdapat 7 anak dengan kasus stunting Ini telah dilaporkan ke BKKBN Provinsi Riau dan Pusat.

Selaku ketua TPPS Kabupaten Kampar dari pengukuran secara keseluruhan di Kabupaten Kampar terdapat 1.300 di 21 Kecamatan dan 250 desa Di Kampar. Oleh sebab itu seluruh elemen dapat mengambil peran baik di tingkat kecamatan dan desa, penurunan stunting menjadi prioritas kita semua dan TPPS.

Namun setelah kita audit kita mengambil kesimpulan bahwa dari semua lokus tidak semua terdapat kasus stunting, bahwa dengan adanya Covid-19 terjadi perubahan yang signifikan sehingga terdapat angka 1.300 kasus. Sebelumnya hanya terdapat 10 Lokus stunting pada tahun 2019.

“Selama 2 Tahun ke depan kita harus mengawal terhadap asupan gizi, kolaborasi antara pusat, provinsi dan kabupaten dalam percepatan ini sangat penting, regulasi dan aturan menjadi acuan bersama, hal ini juga dapat kita sinergikan dengan CSR perusahaan, dukungan pihak swasta sangat di perlukan dalam menciptakan generasi masa depan ini," ujarnya.

“Jadilah pelopor dalam penurunan stunting, jadikan ibadah, keikhlasan dalam melaksanakan tugas mulia, penentu masa depan dan generasi bangsa," terangnya.

Acara itu di hadiri oleh Direktur KB Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Martin Suanta, Plh Kepala DPPKBP3A Provinsi Riau Raja Siti Nuraisyiah, koordinator bidang Perwakilan Provinsi Riau Supriyadi, Kepala DPPKBP3A Kampar Edi Afrizal dan Kepala OPD terkait, tim pakar Satgas Stunting Provinsi Riau Faradhlillah Hallusia, Erry Sabani, Dedi Rokhyani, Meylani Indramayu, Camat selaku Ketua TPPS Kecamatan se-Kabupaten Kampar, Ketua TP PKK se-Kabupaten Kampar.

Kegiatan dengan thema Kampar Sehat Tanpa Stunting (Kampar Santiong), Keluarga Keren Cegah Stunting tersebut diharapakan mampu memberikan informasi dan kondisi riil kasus stunting di Kabupaten Kampar, sehingga mudah bagi dalam pengambilan kebijakan.